Page 85 - Buku 9
P. 85
rokrasi semakin melemah, digantikan oleh pengaruh uni-
versalisme, namun tetap memberikan rekognisi terhadap
kearifan lokal. Gerakan perempuan peduli desa, community
center, koperasi, serikat tani, dan lain-lain termasuk dalam
kategori institusi sipil. Mereka inklusif, yang memiliki social
bridging, sekaligus juga merintis jaringan sosial yang lebih
luas dan gerakan sosial. Mereka mengutamakan nilai-nilai
seperti kebebasan, kesetaraan, otonomi, demokrasi, parti-
sipasi dan lain-lain. Karena itu desa sipil, yang kaya akan
institusi sipil, merupakan sosok desa yang bertenaga secara
sosial. Komponen-komponen masyarakat dalam desa sipil
bukan berarti meninggalkan social bonding dan adat istia-
dat, tetapi mereka telah maju ke depan, dengan memiliki
modal sosial yang lebih kaya, yakni solidaritas sosial, jem-
batan sosial, jaringan sosial dan gerakan sosial. Kekayaan
sosial ini menjadi modalitas bagi kemandirian desa dan
demokrasi lokal.
Masyarakat Berdesa
Selama ini kita mengenal konsep bermasyarakat, ber-
bangsa dan bernegara, tetapi tidak pernah mengenal kon-
sep berdesa, meskipun orang Jawa secara samar-samar
mengenal konsep “merdeso”. Masyarakat berdesa atau tra-
disi berdesa bukan sekadar mengandung tradisi bernegara
secara korporatis (tunduk pada kebijakan dan regulasi neg-
ara) atau bermasyarakat secara parokhial (hidup bersama
atau tolong menolong berdasarkan garis kekerabatan, ag-
ama, etnis atau yang lain).
84 REGULASI BARU,DESA BARU

