Page 80 - Buku 9
P. 80
masuk institusi parokhial ini. Organisasi semacam ini tidak
bisa dikategorikan sebagai organisasi masyarakat sipil kare-
na tidak berorientasi pada kepentingan publik, melainkan
berorientasi ke dalam (inward looking) yang menfinisikan
secara jelas siapa anggota dan bukan anggota. Mereka be-
rupaya membangun solidaritas internal atau tolong meno-
long diri mereka sendiri (self help) dengan mengutamakan
nilai-nilai kerukunan, persahabatan, persaudaraan dan ke-
bersamaan di antara mereka sendiri.
Karakter parokhial juga bisa melembaga dalam struk-
tur dan sistem desa, jika pengaruh agama dan kekerabatan
sangat dominan dan menjadi orientasi utama penyelengga-
raan desa. Pengaruh agama dan kekerabatan sangat kuat.
Ada desa parokhial berbasis kekerabatan dan desa parokh-
ial berbasis agama. Desa parokhial berbasis kekerabatan
memiliki social bonding yang kuat, tetapi umumnya mi-
skin social bridging antarkerabat. Social bonding berbasis
kekerabatan itu menjadi basis kompetisi politik dan pem-
bentukan struktur politik desa. Karena itu dalam desa ini
menjalankan prinsip “aliran sumberdaya mengikuti aliran
darah”. Penempatan berbagai posisi penting (perangkat
desa, BPD, lembaga kemasyarakatan, panitia pembangu-
nan dan lain-lain) maupun alokasi dana bantuan sangat
dipengaruhi oleh preferensi kekerabatan itu. Sedangkan
desa parokhial berbasis agama bercirikan desa yang religi-
us. Kepemimpinan dan kegiatan sosial mengutamakan Tu-
han, agama dan surga. Kegiatan keagamaan maupun sarana
ibadah sangat dominan sebagai ukuran keberhasilan desa.
Mereka tidak memiliki kesadaran kolektif tentang isu-isu
IDE, MISI DAN SEMANGAT UU DESA 79

