Page 76 - Buku 9
P. 76

gan dunia luar (Briggs 1998; Woolcock dan Narayan 2000,
            Putnam, 2000, Portes dan Landolt. 2000, Woolcock 2001).
               Selain  tiga  bentuk modal  sosial  itu, sebenarnya  masih
            bisa ditambahkan bentuk solidaritas sosial dan gerakan so-
            sial. Solidaritas sosial dalam bentuk tolong menolong bera-
            da dalam rentang antara ikatan sosial dan jembatan sosial.
            Sedangkan gerakan sosial berada di atas level jaringan so-
            sial. Gerakan sosial dalam bentuk organisasi warga atau or-
            ganisasi masyarakat sipil mulai dari level desa, daerah dan
            nasional merupakan institusi sipil yang menaruh perhatian
            pada isu-isu publik maupun kepentingan warga, sehingga
            menjadi kekuatan yang mendorong tumbuhnya demokrasi.

               Berdasarkan tiga bentuk dan level modal sosial itu, kami
            berpendapat bahwa social bonding yang bersifat parokhial
            merupakan modal sosial paling dangkal, yang tidak mam-
            pu  memfasilitasi pembangunan ekonomi,  desa  bertenaga
            secara sosial, dan demokrasi lokal. Bahkan social bonding
            itu mengandung sejumlah sisi gelap: (a) eksklusi terhadap
            orang lain; (b) klaim atas anggota kelompok; (c) pembatasan
            terhadap kebebasan individu; dan (d) mengabaikan norma,
            termasuk norma hukum. (Portes dan Landolt, 2000). Social
            bonding yang eksklusif dan miskin jembatan sosial itu mu-
            dah menyebabkan konflik beragam kelompok atau komu-
            nitas parokhial (agama, suku, kekerabatan, aliran). Konflik
            lokal yang merebak di berbagai daerah di Indonesia tentu
            bersumber dari beragam  social bonding dengan densitas
            sosial yang jauh.





            IDE, MISI DAN SEMANGAT UU DESA                          75
   71   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81