Page 78 - Buku 9
P. 78
pa bunga, saling “meminjam” tenaga kerja terutama disaat
mendapatkan pesanan dalam jumlah besar serta berbagi in-
formasi atau peralatan kerja.
Kedua, daya lekat yang kuat didalam etnis menentukan
aktivitas para pengusaha kecil yang menguntungkan dan
sekaligus memperkuat stratifikasi sosial-budaya. Aktivitas
mencari pekerjaan atau sumber penghidupan bukanlah se-
suatu yang netral tetapi mengakibatkan proses inklusi dan
eksklusi. Kesamaan etnis dan asal-usul daerah/kampung
akan mempererat proses inklusi seseorang ke dalam sebuah
komunitas, tetapi pada saat yang sama melakukan peming-
giran (eksklusi) orang lain.
Ketiga, meski situasi di Makassar menggambarkan ika-
tan modal sosial yang baik, yakni terjadi kerjasama erat dan
iklim kepercayaan diantara jaringan keluarga dan teman
sehingga bermanfaat menopang kesempatan ekonomi dan
lapangan kerja serta terjadi daya lekat yang kuat, tetapi
semua ini terjadi karena ada mekanisme bertahan (coping
mechanicsm), yakni suatu mekanisme yang dipakai pengu-
saha lokal untuk mengatasi berbagai masalah yang dihada-
pi. Social bonding bisa menjadi solusi terutama menghada-
pi hambatan dalam berhubungan dengan institusi formal
(birokrat-bank). Social bonding dan social bridging di
Makassar mampu mendukung keseharian pengusaha kecil
tetapi social linking belum bisa berfungsi dengan baik.
Secara khusus studi ini menemukan bahwa kerjasama
antar etnis, seperti Bugis-Makassar bahkan dengan etnis
China, berguna untuk memperoleh kontrak kerja, bah-
IDE, MISI DAN SEMANGAT UU DESA 77

