Page 79 - Buku 9
P. 79

an-bahan mentah untuk produksi maupun  saluran infor-
           mal untuk memperoleh hutang. Dalam konteks ini, sumber
           modal sosial terletak pada struktur hubungan sosial yang
           berkembang  dari waktu  ke waktu  dimana biasanya aktor
           kunci sudah berada di komunitas atau justru sengaja dita-
           namkan  di komunitas tersebut.  Modalitas  ini sebenarnya
           bisa membangun  social bridging dan  social linking yang
           kuat. Tetapi perilaku kolusi, korupsi maupun biaya siluman
           (rente)  di kalangan birokrasi membuat  para pengusaha
           kecil di Makassar tidak optimal dalam membentuk  social
           linking. Hal ini membuat  pengusaha  kecil  tidak mampu
           melakukan inovasi maupun ekspansi bisnis karena mening-
           katnya “biaya operasional”. Ini semakin memperjelas bah-
           wa problem ekonomi-politik menjadi salah satu rintangan
           bagi pengusaha kecil untuk berkembang.

              Studi Sutoro Eko dan Borni Kurniawan (2010) di lima
           daerah (Serdang Bedagai, Gunungkidul, Lombok  Barat,
           Gowa dan Ambon),  menghasilkan temuan serupa, yang
           mengaitkan antara institusi  lokal berbasis  desa  dengan
           modal sosial (ikatan sosial, solidaritas sosial, jembatan so-
           sial, jaringan sosial dan gerakan sosial). Ada empat institusi
           lokal berbasis desa yang masing-masing memiliki modal so-
           sial secara berbeda, seperti tersaji dalam tabel 2.1.
              Pertama, institusi  parokhial, sebuah  institusi  asli di
           ranah desa yang terbentuk dan memiliki ikatan sosial (social
           bonding) berdasar kesamaan suku, agama, aliran, kerabat
           dan unsur-unsur bawaan lain. Paguyuban, arisan keluarga,
           perkumpulan keagamaan  maupun kelompok sejenis ter-



           78                                          REGULASI BARU,DESA BARU
   74   75   76   77   78   79   80   81   82   83   84