Page 58 - MALIN KUNDANG
P. 58

Abu Kosim baru sadar akan sifat pelitnya selama ini yang ternyata telah
                   menyengsarakannya dan menyengsarakan orang lain.

                   Setelah keluar dari penjara ia menghadap Gubernur.
                   "Yang mulia, saya ingin membuat perjanjian," kata Abu Kosim sungguh-sungguh,
                   "saya akan membuang sepatu butut ini dan akan membeli sepatu baru. Dengan begitu apa
                   pun yang terjadi akibat sepatu ini jangan dikaitkan dengan saya," katanya lagi.
                   Gubernur tersenyum tanda setuju. Terlebih lagi setelah Abu Kosim berjanji akan
                   merubah sifat pelitnya selama ini.



                                  PENGEMIS DAN PUTRI RAJA




                                 Tersebutlah seorang putri raja yang cantik jelita. Karena
                                 bergelimang harta, Sang Putri mempunyai sifat buruk. Ia selalu
                                 menghambur-hamburkan uang untuk hal-hal yang tidak perlu.
                                 Sedangkan Sang Raja tak pernah menolak kemauan putrinya.
                                 Salah satu kegemaran Sang Putri adalah mengumpulkan
                                 perhiasan dari intan permata. Ia sudah memiliki berlaci-laci
                                 perhiasan dari berbagai negeri.
                   Suatu saat Raja mengajak Sang Putri berkeliling kota. Setelah singgah di berbagai
                   tempat, mereka berhenti di depan bangunan indah. Di depan bangunan itu terdapat air
                   mancur. Sang Putri sangat terpesona dengan air mancur yang elok itu. Air mancur itu
                   memancarkan butir-butir air yang sangat indah. Karena terkena sinar matahari, butiran-
                   butir air itu memancarkan cahaya kemilau bak intan permata. Sang Putri semakin
                   terpesona.

                   Sepulang dari perjalanan, Sang Putri minta dibuatkan air mancur di depan istana. Raja
                   mengabulkan permintaan itu. Maka berdirilah air mancur nan megah seperti keinginan
                   Sang Putri. Bukan main gembiranya Sang Putri. Tiap hari ia memandangi air mancur itu.
                   Suatu hari ketika Sang Putri duduk di pinggir air mancur itu, jari manisnya kejatuhan air
                   mancur. Butiran air itu menjalar melingkari jari manis Sang Putri laksana cincin. Begitu
                   tersinari matahari, lingkaran air itu memancarkan cahaya bak cincin permata. Sang Putri
                   berdecak kagum. Ia berlari menemui Sang Raja.
                   "Ayahanda, saya ingin dibuatkan cincin permata dari butiran air," pinta Sang Putri.
                   Raja tak kuasa menolak keinginan putrinya. Segera Sang Raja memerintahkan abdi
                   kerajaan mencari ahli permata.

                   Datanglah seorang ahli permata. Raja lalu menceritakan keinginan putrinya. Sang ahli
                   permata mendengarkan dengan seksama.
                   "Ampun, Baginda. Hamba baru kali ini mendapatkan permintaan seperti itu. Hamba minta
                   waktu untuk memikirkannya," kata ahli permata. Ia tampak kebingungan.
                   "Kalau begitu, kuberi waktu dua hari. Tapi, kalau gagal, penjara telah menantimu!" tukas
   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63