Page 59 - MALIN KUNDANG
P. 59

Sang Raja.

                   Dua hari kemudian, ahli permata itu datang untuk memberitahu bahwa ia tak dapat
                   memenuhi permintaan Sang Putri. Sesuai perjanjian, ahli permata itu dijebloskan ke
                   penjara. Kemudian Sang Raja memerintahkan mencari ahli permata lain. Tapi, beberapa
                   ahli permata yang datang ke istana mengalami nasib serupa dengan ahli permata pertama.
                   Raja sudah putus asa. Ia tak tahu harus berbuat apa lagi demi putri kesayangannya.


                   Sementara itu, Sang Putri terus menuntut agar permintaannya dikabulkan. Tiba-tiba
                   seorang pengemis tua terbungkuk-bungkuk mendatangi istana.
                   "Kamu ahli permata?" sergah Sang Raja.
                   "Bukan, Baginda. Hamba hanya seorang pengemis. Tapi, mengapa Baginda menanyakan ahli
                   permata?" Si Pengemis balik bertanya.
                   Lalu Sang Raja bercerita tentang keinginan putrinya.
                   "Izinkan hamba mencobanya, Baginda," ujar Si Pengemis kemudian.
                   "Awas, kalau gagal, penjara tempatmu!" ancam Sang Raja.

                   Si Pengemis kemudian memanggil Sang Putri.
                   "Tuan Putri, tolong bawa butiran air itu kemari!" pinta Si Pengemis kepada Sang Putri
                   seraya menunjuk air mancur di depan istana.
                   Sang Putri menuruti saja perintah Si Pengemis karena ia sudah tak sabar memiliki cincin
                   yang diidamkannya. Begitu berada di sisi air mancur ia menengadahkan tangannya. Sebutir
                   air jatuh tepat di atas telapak tangannya. Cepat-cepat ia bawa butiran itu ke pengemis.


                   Tapi, sebelum sampai ke pengemis, butiran air itu menguap habis. Sang Putri
                   mengulanginya. Kini ia berlari. Namun apa daya, tetap saja ia tak mampu membawa butiran
                   air. Memang hari itu sedang sangat panas sehingga membuat butiran air cepat menguap.
                   Dan ini memang siasat Si Pengemis, ia datang pada saat cuaca panas.

                   "Kalau butiran airnya tidak ada, bagaimana hamba bisa mengabulkan permintaan Sang
                   Putri?
                   Saya kira tak seorang pun mampu membuat cincin kalau bahannya tidak ada. Hamba
                   khawatir Tuan Putri yang cantik dan pintar ini akhirnya mendapat julukan putri bodoh
                   karena menginginkan sesuatu yang tak ada."
                   Sesudah berkata demikian, Si Pengemis dengan tenang meninggalkan istana.

                   Apa yang dikatakan Si Pengemis sangat menyentuh hati Sang Putri. Sang Putri menyadari
                   kekeliruannya. Lalu ia meminta Raja membebaskan semua ahli permata. Seluruh perhiasan
                   intan permata yang dimiliki Sang Putri dibagikan kepada ahli permata sebagai ganti rugi.
                   Sejak saat itu Sang Putri hidup sederhana dan tidak pernah minta yang bukan-bukan.




                                       RAJA DAN KURA-KURA
   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64