Page 72 - SMP_Legenda Putri Pucuk Bukit Kelumpang
P. 72

meminta  maaf  jika  aku  belum  dapat  berbakti  kepada
            engkau  Baginda  Raja.  Sudah  menjadi  takdirku  untuk

            menjadi penjaga hutan Bukit Kelumpang ini selamanya.

            Sampaikan  salam  sayangku  kepada  Ibunda  tercinta,

            sekarang sudah tiba saatnya aku harus pergi.”

                Belum  sempat  sang  raja  berkata  apa-apa,  tiba
            tiba  tubuh  sang  putri memancarkan  cahaya  yang

            sangat terang. Perlahan mulai melayang dan berubah

            wujud  menjadi  seekor  burung  besar  berekor  panjang
            yang  berwarna-warni.  Sang  burung  mulai  mengepak-

            ngepakkan sayapnya yang lebar ke udara dan terbang

            meninggi. Sang burung mengeluarkan kicauan merdunya

            sebelum  terbang  pergi  seakan-akan  kicauan  tersebut

            adalah  salam  perpisahannya  kepada  sang  ayahanda.
            Sultan  Mahmud  Malim  Demawan  hanya  dapat  pasrah

            meratapi  kepergian  sang  burung  yang  merupakan

            jelmaan dari putrinya. Sang burung berbulu indah itu
            perlahan  terbang  menjauh  ke  pucuk  Bukit  Kelumpang

            dan akhirnya menghilang di balik kegelapan.












            62
   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76   77