Page 61 - 1201-SMP-Menak-Jingga-Sj-Fiks
P. 61
Saat itu hari belum begitu siang. Pantulan matahari belum
begitu panas. Sebelum berangkat ke Majapahit, Damarwulan
membagi sisa-sisa prajurit Blambangan menjadi dua. Sebagian
diminta kembali ke Blambangan, sedangkan yang lain diajak
menghadap ke Majapahit. Setelah dibekali beberapa petunjuk
dan beberapa pesan secukupnya, Baudenda mulai meninggalkan
tempat itu menuju Blambangan.
Damarwulan pun segera meninggalkan tempat itu menuju
ke arah barat daya, ia sengaja mengajak Carangwaspa, Walikrama,
istri-istri Menak Jingga, dan beberapa prajurit Blambangan.
Mereka diminta memberi kesaksian kepada Ratu Kencana Wungu
di Majapahit.
Sesampainya di Majapahit, penobatan Damarwulan
menjadi raja pun tidak berjalan mulus karena Layang Seta dan
Layang Kumitir tetap mengaku bahwa dirinyalah yang berhasil
mengalahkan Menak Jingga, bukan Damarwulan. Ratu Kencana
Wungu pun hampir-hampir percaya dengan penjelasan Layang
Seta dan Lauyang Kumitir.
“Layang Seta dan Layang Kumitir, jika dirimu tetap kukuh
mengaku bahwa engkaulah yang mengalahkan Menak Jingga,
bersediakah kalian bertanding dengan Damarwulan?” Ratu
Kencana Wungu bertanya kepada Layang Seta.
“Berani, Kanjeng Ratu.”
“Damarwulan, beranikah engkau menghadapi Layang Seta
dan Layang Kumitir?”
“Berani, Kanjeng,” jawab Damarwulan.
“Baik, sore nanti di Alun-Alun Utara kalian harus bertanding
adu kesaktian. Siapa yang menang, dialah yang saya yakini berhasil
membunuh Menak Jingga,” Titah Ratu Kencana Wungu.
“Dan, ingatlah, siapa yang menang, dialah yang akan
mendampingi hidupku mengatur negeri ini,” lanjut Ratu Kencana
Wungu.
56