Page 138 - 5f871381b4cd9c6426e115cd17c3ac43
P. 138
114 | Kekinian Keanekaragaman Hayati Indonesia 2014
KEGIATAN YANG DILAKUKAN DI HERBARIUM BOGORIENSE
Foto: Puslit Biologi-LIPI, 2014 Lemari tempat penyimpanan spesimen
Mounting spesimen herbarium herbarium
77. Berdasarkan indeks kerapatan koleksi
per 100 km menunjukkan bahwa kegiatan
2
eksplorasi di semua pulau masih sangat kecil
bila dibandingkan dengan luasnya lokasi.
Oleh karena itu, penambahan koleksi sangat
diperlukan.
Gambar 78 menunjukkan bahwa pe-
ngumpulan koleksi sudah dilakukan di
seluruh Indonesia namun memang masih
ada daerah-daerah yang belum dieksplorasi
(Gambar 79). Sebagai contoh di Sumatra,
Sumber: Puslit Biologi-LIPI 2014, in prep masih diperlukan koleksi dari daerah Aceh,
Gambar 77. Luas pulau, jumlah koleksi, dan indeks Indragiri, Jambi, Palembang, Pulau Bras,
kerapatan koleksi di Indonesia hingga tahun 1950 Kepulauan Banyak, Nias, Pagai, Belitung,
dan Mendanau. Di Jawa, juga masih di-
perlukan eksplorasi di pulau-pulau dekat
Koleksi umum terdiri atas spesimen Banten Barat laut, yaitu Pulau Christmast,
tumbuhan alga, tumbuhan berspora, dan Sempu, dan Nusa Barung. Demikian pula
tumbuhan berbiji. Koleksi jamur merupakan pada pulau-pulau lain di Borneo, Sulawesi,
koleksi yang terbanyak ditinjau dari jumlah Maluku, dan New Guinea. Data untuk Borneo
sukunya dibandingkan Musci dan Hepaticae masih termasuk Sabah, Serawak, dan Brunei,
(Gambar 75). Pada Gambar 76 tampak sedangkan untuk daerah New Guinea masih
bahwa koleksi Angiospermae (Dikotil) (74%) termasuk Papua New Guinea.
mempunyai suku lebih banyak dibanding Kolektor tumbuhan berspora yang
Monokotil (15%) dan Gymnospermae (3%). terkenal antara lain Lorzing yang meru-
pakan kolektor tunggal untuk tumbuhan
Jumlah Kegiatan Eksplorasi Botani di Sumatra, sedangkan Koorders, Horsfield,
Eksplorasi tumbuhan di Herbarium Blume, Backer dan Bakhuizen merupakan
Bogoriense telah dilakukan sejak berdiri pada kolektor utama tumbuhan dikotil di Jawa.
Untuk lokasi daerah lain dapat ditelusuri
tahun 1841. Sebelumnya eksplorasi dilakukan
ke seluruh wilayah Indonesia untuk konser- pada tulisan van Steenis Kruseman (1950).
vasi ex situ di Kebun Raya Bogor. Mengingat
luasnya wilayah Indonesia yang terdiri atas 4.4 Referensi Kultur Mikrob
lebih dari 17.000 pulau maka van Steenis Kekayaan mikrob, sampai saat ini belum
& Kruseman (1950) telah membuat indeks dimanfaatkan secara optimal untuk mening-
kerapatan asal seperti disajikan pada Gambar katkan harkat, martabat, dan kesejahteraan