Page 245 - 5f871381b4cd9c6426e115cd17c3ac43
P. 245
Indikator Biologi | 221
Pengukuran Indikator Kerusakan Ekosistem mengandung oksigen terlarut berkisar antara
o
Perairan Darat 8–10 mg/liter pada suhu 25 C (McNeely
Perairan dengan air yang mengalir umumnya dalam Effendi 2003). Saat ini, kondisi perairan
ideal di areal perkotaan sudah sulit dijumpai
mempunyai kandungan oksigen terlarut karena pencemaran. Oleh sebab itu, pelaksa-
yang tinggi dan karbondioksida bebas yang naan panduan indikator kerusakan ekosistem
rendah. Hal ini disebabkan oleh peran arus perairan darat perlu diterapkan secara tegas
yang memberikan sumbangan oksigen sesuai dengan peraturan dan perundangan.
(Hynes 1972). Aliran air di perairan tawar
Pemilihan bioindikator sebagai petunjuk kondisi kualitas air berkaitan dengan karakteristik
perairan, baik yang mengalir maupun tergenang. Mikrob, perifiton, dan bentos merupakan kelompok
biota yang umum digunakan sebagai bioindikator perairan mengalir, sedangkan plankton digunakan
untuk perairan tergenang. Kelompok ikan juga dapat digunakan sebagai bioindikator, terutama untuk
mempelajari respons berjangka dari adanya perubahan kualitas perairan.
Penilaian indikator secara fisika dan kimia lebih mengandalkan alat bantu untuk mengukur
dan berbiaya mahal, sedangkan penggunaan satwa indikator untuk pemantauan diharapkan lebih
murah dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Makrozoobentos yang digunakan sebagai
indikator kualitas air telah dibuat, digunakan, dan disosialisasi oleh BPLHD Jawa Barat, LIPI, IPB,
NewMont Nusa Tenggara, dan BHP Billiton Kalimantan Tengah. Tidak kurang 6.000 lembar panduan
telah disebarkan untuk memprovokasi masyarakat dalam menilai kualitas air di sekitarnya tanpa
peralatan yang berteknologi tinggi dan hanya mengandalkan keberadaan makrozoobentos yang
dapat dilihat dengan kasat mata. Cara ini perlu disosialisasikan lebih luas agar pendidikan penilaian
terhadap kualitas lingkungan perairan darat yang sederhana tetapi tepat guna ini dapat dimanfaatkan.
PENGGUNAAN MAKROZOOBENTOS SEBAGAI INDIKATOR KUALITAS LINGKUNGAN