Page 82 - 5f871381b4cd9c6426e115cd17c3ac43
P. 82

58 |  Kekinian Keanekaragaman Hayati Indonesia 2014

                         Lokasi­lokasi penting yang menjadi pusat   Kehutanan dan Indonesian Ornthologist
                     pengamatan burung air antara lain Pantai      Union (IdOU) membentuk Indonesian Birds
                     Cemara, Jambi; Delta Banyuasin, Sumatra       Banding Scheme (IBBS). IBBS yang berpusat
                     Selatan; P. Bangka; Indramayu; Tanjung Pasir,   di Puslit Biologi­LIPI merupakan imple­
                     Cianjur Selatan, Jawa Barat; Ujung Pangkah    mentasi pentingnya badan yang meregulasi
                     dan Wonorejo, Jawa Timur (Tirtaningtyas       penandaan burung migran. Pembentukan
                     & Philippa 2009, Iqbal et al. 2012, Iqbal &   IBBS didukung oleh Pemerintah Australia
                     Hasudungan 2008). Jenis­jenis yang sering     melalui Department of Environment, Water,
                     tercatat dalam jumlah besar adalah cerek      Heritage and Arts dan Puslit Biologi LIPI
                     kernyut  (Pluvialis fulva), cerek besar (Pluvialis   menandatangani memorandum of understand-
                     squatarola), cerek­pasir mongolia (Charadrius   ing (MoU) yang membantu pengadaan alat
                     mongolus), cerek­pasir besar (Charadrius      dan pelatihan penandaan burung pada tahun
                     leschenaultii), biru­laut ekor­blorok (Limosa   2009–2011.
                     lapponica), biru­laut ekor­hitam   (Limosa
                     limosa), trinil­lumpur asia   (Limndoromus    3. Amfibia
                     semipalmatus), trinil kaki­merah (Tringa
                     totanus), trinil­kaki hijau (Tringa nebularia),   Jumlah amfibi dunia diperkirakan
                     trinil Nordmann (Tringa guttifer), trinil semak   lebih dari 6.433 jenis (research.amnh.org/vz/
                     (Tringa stagnatilis), gajahan pengala Numenius      herpetology/ amphibia 2014). Hingga kini, di
                     phaeopus), gajahan besar (Numenius arquata),   Indonesia  tercatat  385  jenis  dari  12  suku
                     kedidi besar (Calidris tenuirostris),  kedidi   atau 2 bangsa. Secara berurutan jumlah jenis
                     merah (Calidris canutus), dan kedidi golgol   di pulau­pulau utama tercatat tertinggi di
                     (Calidris ferruginea).                        Papua, Kalimantan, Sumatra, Jawa, Sulawesi,
                                                                   Maluku, dan terendah dari kawasan Nusa
                         Selain kedua kelompok di atas, burung     Tenggara (Gambar 29).
                     bermigrasi yang paling mudah dilihat adalah
                     layang­layang Asia (Hirundo rustica). Burung
                     ini agak berbeda dalam perilaku dibanding­    4. Reptilia
                     kan dengan kelompok burung pemangsa dan       Lebih dari 9.084 jenis Reptilia di dunia (www.
                     burung air, mereka memilih untuk singgah      reptiledatabase.org 2014) dan 723 jenis yang ter­
                     dan tinggal sementara di area urban diban­    masuk 4 bangsa dan 28 suku atau mencakup
                     dingkan ekosistem alami. Pada musim ber­      8% di antaranya terdapat di Indonesia. Jenis
                     migrasi antara akhir bulan September–Maret,   terbanyak ditemukan di kawasan Kalimantan
                     layang­layang Asia banyak menggunakan         diikuti oleh Sumatra, Papua, Jawa, Sulawesi,
                     struktur bangunan sebagai tempat bertengger   dan Maluku, sedangkan yang paling sedikit
                     seperti tiang dan kabel listrik, selain pohon­  terdapat di kawasan Nusa Tenggara (Gambar
                     pohon peneduh di pinggir jalan.               30). Untuk ular laut di Indonesia diperkirakan

                         Aktivitas penandaan burung bermigrasi     ada 48 jenis. Reptilia yang sering bermigrasi
                     telah lama dilakukan, dimulai dari proyek The
                     Monitoring Avian Productivity and Survivorship
                     Program (MAPS) dimotori oleh US  Army
                     Research and Development Group bekerja sama
                     dengan berbagai lembaga Indonesia termasuk
                     Museum Zoologicum Bogoriense (Puslit Bio­
                     logi–LIPI) tahun 1963–1971. Beberapa tahun
                     kemudian, kerja sama antara LIPI, Kemen­
                     terian Kehutanan, JICA dan Yamashina Insti­
                     tute for Ornithology Jepang beserta beberapa
                     universitas, seperti Universitas Padjadjaran
                     dan  Universitas  Andalas  serta  lembaga
                     swadaya masyarakat melanjutkan program
                     serupa di berbagai lokasi di Indonesia.
                                                                  Foto: Hamidy 2013
                         Seiring merebaknya kasus flu burung pada
                     tahun 2006. Puslit Biologi­LIPI, Kementerian   Percil oriental (Microhyla orientalis) kodok jenis baru
                                                                  yang ditemukan tahun 2013 di Bali dan Jawa
   77   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87