Page 50 - Parpol: Kaya Uang, Miskin Ideologi
P. 50

muda. Becak wisata ini dilengkapi dengan perangkat audio visual, pada bagian dalam
           atap becak dipasang speaker aktif dengan kualitas dolby stereo surround. Pada bagian
           depan atas becak dilengkapi smartphone yang pengoperasiannya dengan layar sentuh
           (touch screen) yang menceritakan sejarah dan informasi tentang pariwisata di sekitar
           Yogyakarta dengan pilihan dua bahasa (English dan Bahasa Indonesia). Pengemudi
           becak  berperan  juga  sebagai  tour  guide  tentang  jejak-jejak  dan  kisah  bersejarah  di
           sepanjang route jalan maupun situs-situs gedung peninggalan yang sampai sekarang
           masih  terawat  dan  terjaga,  semakin  menambah  nilai  jual  Yogyakarta  sebagai  kota
           pendidikan, wisata dan budaya. Seperti pendapat Suwarno Wisetrotomo:
           Karya-karya desain, mau tak mau harus berpacu dengan kecanggihan teknologi, selera
           atau  gaya  hidup.  Hidup  harus  ditopang  oleh  berbagai  kemudahan,  tetapi  sekaligus
           berupaya  tidak  kehilangan  selera  seni.  (Burhan,  M.  Agus,  Jaringan  Makna  Tradisi
           Hingga Kontemporer, 2006 : 221).
                Teori  yang  paling  mendekati  pada  suatu  gagasan  program  becak  wisata
           informatif  ini  adalah  pastiche,  yakni  mengimitasi  teks-teks  penanda  masa  lampau,
           mencabut dari semangat jamannya dan menempatkan pada konteks masa kini dengan
           menghadirkan kembali ke dalam bentuk yang sama sekali baru. Menurut Yasraf Amir
           Piliang dalam bukunya Hipersemiotika, Tafsir Cultural Studies Atas atinya Makna:
           Sebaliknya,  pastiche  menurut  Hutcheon,  "...lebih  beroperasi  berdasarkan  prinsip
           kesamaan dan keberkaitan." Pastiche, dalam hal ini, adalah imitasi murni, tanpa ada
           pretensi apa-apa. Kalaupun ada perbedaan antara teks pastiche dengan teks rujukan,
           perbedaan-perbedaan ini, menurut Hutcheon, dapat dianggap sebagai persamaan. Teks
           pastiche  mengimitasi  teks-teks  masa  lalu,  dalam  rangka  mengangkat  dan
           mengapresiasinya.  Pastiche  mengambil  bentuk-bentuk  teks  atau  bahasa  estetik  dari
           berbagai  fragmen  sejarah,  sekaligus  mencabutnya  dari  semangat  zamannya,  dan
           menempatkannya  ke  dalam  konteks  semangat  zaman  masa  kini.  Oleh  sebab  itu,
           pastiche adalah satu bentuk parodi terhadap sejarah, atau menurut Umberto Eco, ia
           merupakan  suatu  "...perang  terhadap  sejarah...sebab,  sejarah  tidak  bisa  diulangi.
           Sejarah harus dibuat." (Piliang, 2003 : 188).
                Keberadaan  becak  di  Yogyakarta  sudah  saatnya  dihadirkan  ulang  dengan
           pendekatan  fenomena  dan  budaya  masyarakat  masa  kini  -  masyarakat  informasi;
           dalam kaitan dengan program ini salah satunya informasi sejarah  - sejarah panjang
           Yogyakarta  yang  berusia  ribuan  tahun,  mulai  dari  era  Mataram  Hindu,  Mataram
           Islam, masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia (Yogyakarta pernah

                                        49
   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55