Page 47 - Parpol: Kaya Uang, Miskin Ideologi
P. 47

menggunakan mesin adalah demi kepraktisan (dari hasil wawancara, sebagian besar
           profesi mereka berangkat dari jasa ojek) dan keterbatasan fisik (termasuk faktor usia).
           Dari dua jenis becak tersebut juga terjadi dua pengelompokan, yaitu pengemudi becak
           yang  melayani  jasa  transportasi  dan  pengemudi  becak  yang  mengandalkan
           penghasilan dari komisi dari toko oleh-oleh. Mereka menawarkan jasa sangat murah
           (Rp. 5.000,- bisa ditawar) untuk keliling di kawasan Malioboro dan Kraton, dengan
           harapan  mendapat  komisi  dari  toko-toko  di  mana  para  pelancong  berbelanja  oleh-
           oleh.
                Mengenai  status  kepemilikan  becak,  ada  tiga  kategori;  pertama  adalah
           pengemudi  becak  yang  memiliki  sendiri  kendaraannya.  Kedua,  mereka  yang
           menyewa dengan cara setor harian sampai mingguan. Ketiga, becak yang disediakan
           oleh pelaku industri pariwisata; pengemudi becak tidak dikenakan biaya sewa, di sini
           ada  kesepakatan  untuk  saling  bekerjasama,  misalnya  toko  oleh-oleh  mengelola
           armada  becak  untuk  menarik  wisatawan  berbelanja  di  tokonya,  perhotelan
           mengandalkan  armada  becak  untuk  melayani  program  paket  wisata  keliling  kota
           untuk tamu yang menginap di hotelnya.
                Dinamika ini mengerucut pada persaingan yang tidak sehat, mulai dari rebutan
           penumpang  sampai  persoalan  keselamatan  berkendara.  Sudah  muncul  kasus
           pengemudi  becak  saling  serobot  berebut  penumpang  yang  berujung  pada  persoalan
           hukum.  Ujung-ujungnya  citra  pariwisata  menjadi  cedera  di  mata  wisatawan.
           Keselamatan penumpang terabaikan, banyak kasus becak nyelonong masuk warung
           karena rem becak tidak mampu bekerja dengan prima. Pada malam hari juga banyak
           kasus becak bertabrakan dengan kendaraan lain karena minimnya lampu penerangan
           dan tidak adanya lampu sein pada becak.
                Melihat  kenyataan  tersebut  di  atas,  perlu  adanya  solusi  untuk  menata  dan
           memperbaiki  guna  mendudukkan  becak  tradisional  (sesuai  dengan  semangat  Perda
           DIY Nomor 5 Tahun 2016) pada posisi penting di ranah jasa transportasi publik yang
           bisa  memuaskan  pengguna  jasa,  mulai  dari  masyarakat  Yogyakarta  sampai
           wisatawan. Kata kuncinya adalah inovasi.

           Becak dan Pariwisata
                Pariwisata  adalah  aktivitas  pengalaman  bertualang  yang  berekspektasi  pada
           tingkat  kepuasan.  Sensasi  pengalaman  baru  yang  belum  pernah  dirasakan,  atau
           bertambahnya  pengetahuan  baru  karena  menerima  suatu  informasi  (baru  atau

                                        46
   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52