Page 35 - Buku Digital (HAKI)_Neat.
P. 35
Perjuangan Bung Tomo dalam Pertempuran Su rabaya
sering terjadi di gang, jalan, ataupun di dalam reruntuhan bangunan atau rumah.
Keadaan Kota Surabaya di minggu kedua pertempuran semakin senyap, karena banyak
sebagai warga yang telah meninggalkan Kota Surabaya untuk mengungsi. Secara
praktis pasukan Inggris sebagian besar berhasil menguasai hampir separuh wilayah
Kota Surabaya. Meskipun begitu semangat juang pasukan Indonesia tidak diragukan
lagi, mereka tetap berjuang sekuat tenaga untuk dapat melakukan mempertahankan
kemerdekaan. Di samping itu juga pasukan Inggris terkadang tiba-tiba menyerang
secara langsung menggunakan peralatan canggihnya, baik dari darat, laut, maupun
udara, yang akhirnya dapat menghancurkan pertahanan pasukan Indonesia. Melihat
keadaan yang semakin genting dan kritis, pasukan Indonesia tetap bertahan sekuat
tenaga untuk melakukan serangan balasan, meskipun banyak korban yang berjatuhan.
Hingga tanggal 21 November 1945 pos pertahanan pasukan Indonesia masih
berada di daerah tambaksari dan sekitarnya, akan tetapi kondisi tersebut tidak
berlangsung lama. Hal ini dikarenakan beberapa markas pasukan Indonesia yang berada
di Jalan Sumatera, Jalan Biliton No.7, dan tempat-tempat lainnya mendapatkan
serangan bom dari pasukan Inggris, baik dari darat, laut, maupun udara. Pada hari itu
situasi Kota Surabaya semakin sepi, tidak ada lagi pertempuran dengan skala besar,
namun para pejuang tetap berwaspada untuk kemungkinan serangan tiba-tiba yang
dilakukan pihak Inggris.
Pada tanggal 23 November 1945, pasukan Inggris melakukan serangan
menggunakan pesawat yang mengakibatkan melumpuhkan pertahanan pejuang
Indonesia. Memasuki minggu ketiga ini pasukan Inggris melakukan serangan besar-
besaran, kemudian pasukan Indonesia membalas serangan Inggris dengan kekuatan-
kekuatan pejuang yang masih ada di Kota Surabaya, sekitar kurang lebih ada 240
pejuang. Pada akhirnya banyak pasukan Indonesia yang melakukan tindakan jibaku
(bunuh diri), hal ini dilakukan hanya cara seperti itulah yang dapat dilakukan demi
tegaknya kemerdekaan di Indonesia. Para pejuang tidak pernah akan menyerah, meski
harus melakukan cara seperti itu. Kemudian selanjutnya pasukan Indonesia mundur
secara perlahan-lahan, sesudah banyak korban yang berguguran, baik dari para pejuang
maupun rakyat biasa.
Pasukan Indonesia yang berada di semua sektor mulai terdesak. Kemudian di
masa-masa kritis seperti ini, Bung Tomo melalui radio pemberontakan menyerukan
informasi kepada rakyat yang ada di luar Kota Surabaya untuk mengirimkan bantuan
logistik berupa makanan. Seruan Bung Tomo tersebut mendapat banyak dukungan dan
27
Buku Sejarah Indonesia Kelas XI