Page 32 - Buku Digital (HAKI)_Neat.
P. 32

Perjuangan Bung Tomo dalam Pertempuran Su     rabaya


                     pasukan  polisi  istimewa  dibawah  pimpinan  Yasin  yang  berjumlah  140  orang  untuk

                     mempertahankan daerah Sidotopo. Namun kekuatan pasukan Inggris lebih kuat, yang
                     kemudian  dapat  memukul  mundur  pasukan  pejuang  Indonesia,  sehingga  daerah

                     Sidotopo, Kenjeran, dan Ngaglik jatuh ke tangan Inggris.
                            Pada  malam harinya tanggal 11 November 1945, Bung Tomo  menyampaikan

                     pesan-pesan melalui radio pemberontakan untuk membakar semangat rakyat Surabaya

                     yang  berjuang  melawan  penjajahan.  Bung  Tomo  juga  menjelaskan  bahwasanya
                     kedatangan  Inggris  ke  Indonesia  bukan  hanya  ingin  melucuti  senjata  bekas  tentara

                     Jepang, melainkan ada misi tersembunyi yaitu mengembalikan kekuasaan Belanda di
                     Indonesia.  Oleh  karena  itu,  Bung  Tomo  memberikan  penegasan  kepada  rakyat

                     Surabaya  agar  tidak  mudah  percaya  ucapan  manis  para  pasukan  Inggris  tersebut,

                     bahkan  sebaliknya  rakyat  Surabaya  harus  bersatu  untuk  berjuang  menghadapi
                     gempuran serangan pasukan Inggris.

                            Pasukan  Inggris  yang  didukung  oleh  pasukan  Gurkha  dari  India,  akhirnya
                     berhasil menduduki dan menguasai daerah Sawah Pulo dan Semampir. Melihat kondisi

                     saat  itu  terkait  dengan  pertahanan  pejuang  Indonesia  yang  secara  terus  menerus
                     digempur tentara Inggris, akhirnya malam hari tanggal 12 November 1945, Bung Tomo

                     melakukan  perundingan  dengan  beberapa  para  anggota  TKR  dan  BPRI,  seperti

                     Sungkono, Kusnarjo, Sukardi, dll. Perundingan tersebut secara garis besar membahas
                     mengenai usaha melakukan serangan umum. Serangan umum nantinya akan difokuskan

                     pada  beberapa  daerah,  seperti  Lapangan  Udara  Morokrembangan,  Kantor  Pos,
                     Lindeteves,  Stasiun  Kereta  Api  Semut,  dan  Stasiun  Sidotopo.  Serangan  rencananya

                     akan  dilakukan  pada  pagi  hari  pukul  05.00  tanggal  13  November  1945.  Untuk
                     pembagian  sasarannya  sudah  ditentukan  sebelumnya,  yang  mana  serangan  umum

                     dimulai dari penyerangan ke lapangan terbang Morokrembangan ke barat. Disamping

                     itu  juga,  penyerangan  dilakukan  dari  lapangan  terbang  Morokrembangan  ke  timur
                     hingga daerah Sidotopo.

                            BPRI  yang  dipimpin  oleh  Bung  Tomo  beserta  laskar-laskar  rakyat  lainnya

                     berfokus menyerang bangunan-bangunan vital yang sudah dikuasai musuh, mulai dari
                     bangunan landasan terbang Morokrembangan sampai Kenjeran. Akhirnya pada tanggal

                     13  November  1945  pertempuran  selanjutnya  terjadi  di  berbagai  daerah,  seperti  di
                     sekitar Masjid  Kemayoran,  sepanjang rel kereta  api  Viaduct, Lindeteves,  Semut, dan

                     Sidotopo. Jumlah  pejuang Indonesia  yang  bertempur  di daerah  tersebut  yaitu  sekitar
                     300-400  pejuang.  Kekuatan  ini  terdiri  dari  berbagai  badan  perjuangan.  Pejuang


                                                                                                       24
                                                                          Buku Sejarah Indonesia Kelas XI
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37