Page 27 - Buku Digital (HAKI)_Neat.
P. 27
Perjuangan Bung Tomo dalam Pertempuran Su rabaya
simpati dan dukungan dari masyarakat di berbagai dunia. Dengan begitu juga secara
tidak langsung banyak negara-negara di dunia yang mengakui akan kemerdekaan dan
kedaulatan bangsa Indonesia.
Bung Tomo mengumandangkan suaranya di radio pemberontakan untuk supaya
meyakinkan pendengarnya, bahwasanya rakyat Indonesia yang bertempur dalam
peristiwa perang Surabaya benar-benar hanya sekedar mempertahankan kemerdekaan
bangsa dan negaranya saja. Bung Tomo selalu di awal dan akhir pidatonya selalu
mengucapkan kalimat takbir dengan penuh semangat, sehingga menggugah rakyat-
rakyat diberbagai daerah berbondong-bondong datang ke Surabaya untuk membela
tanah airnya dan sama-sama berjuang dengan semangat merdeka atau mati. Dengan
seruan pidato yang disampaikan Bung Tomo demi mempertahankan kemerdekaan,
akhirnya para pejuang yang khususnya beragama Islam rela mati syahid untuk
berperang melawan penjajahan tentara Inggris dan sekutunya.
Radio pemberontakan yang didirikan oleh Bung Tomo memiliki berbagai
keistimewaan tersendiri, salah satunya karena radio pemberontakan disiarkan dengan
menggunakan banyak ragam bahasa, seperti bahasa Indonesia, Inggris, Jawa, Madura,
dll. Di samping itu juga keistimewaan radio pemberontak yaitu meskipun ini
merupakan radio non pemerintah, tetapi banyak mendapatkan perhatian sangat luar
biasa, baik dari masyarakat yang ada di dalam negeri ataupun luar negeri. Pada tanggal
10 November 1945 saat pertempuran Surabaya terjadi, hampir semua radio pemerintah
menyebarluaskan siaran radio pemberontakan yang ada di Surabaya. Hal inilah yang
dirasakan oleh para pemuda Surabaya yang ada di luar kota, sehingga berbondong-
bondong kembali ke Surabaya untuk berjuang bersama-sama dalam membela tanah
airnya.
Melalui radio pemberontakan ini juga,
Bung Tomo menyampaikan bantuan kepada
Mayor Jenderal Suwardi untuk mengirimkan
pemuda dari luar kota yang dapat mengoperasikan
senjata penangkis serangan udara bekas miliki
tentara Jepang, dan bersedia melatih pemuda Siaran Radio Bung Tomo
Surabaya untuk mengoperasikannya, hal tersebut (Sumber: https://tempo.co)
dikarenakan pada waktu itu pemuda yang ada di Surabaya tidak bisa
mengoperasikannya (Alwy, 2012: 438). Tidak lama kemudian, tepatnya pada tanggal
10 November 1945, Mayor Jenderal Suwardi mengirimkan 30 pemuda yang ada di luar
19
Buku Sejarah Indonesia Kelas XI