Page 22 - E MODUL IPA IX2
P. 22
Carbon Monoksida (CO)
Salah satu penyebab pencemaran udara adalah karbon monoksida.
Karbon monoksida terbentuk dari pembakaran yang tidak sempurna.
Kendaraan dan mesin-mesin pabrik yang sudah tua menjadi tidak sempurna
pembakarannya dan berakibat terbentuklah karbon monoksida. Salah satu
karbon monoksida yang paling banyak menganggu manusia adalah karbon
monoksida yang berasal dari asap rokok. Sebagian besar gas CO yang ada
di perkotaan berasal dari kendaraan bermotor (80%) dan ini menunjukkan
korelasi yang positif dengan kepadatan lalu lintas dan kegiatan lain yang ikut
sebagai penyumbang gas CO di atmosfer.
Sulfur Dioksida (SO2)
Emisi sulfur dioksida terutama timbul dari pembakaran bahan bakar fosil
yang mengandung sulfur, salah satunya batubara yang digunakan untuk
pembangkit tenaga listrik atau pemanasan rumah tangga. Sistem
Pemantauan Lingkungan Global yang disponsori PBB memperkirakan bahwa
pada tahun 1987, 2/3 penduduk yang hidup di kota-kota memiliki konsentrasi
sulfur dioksida di udara sekitarnya di atas atau tepat pada ambang batas
yang ditetapkan WHO. Gas yang berbau tajam tapi tak berwarna ini dapat
menimbulkan serangan asma karena gas ini menetap di udara, bereaksi dan
membentuk partikel-partikel halus dan zat asam.
Partikulat
Zat ini sering disebut sebagai asap atau jelaga. Benda-benda partikulat
ini sering menjadi pencemar udara yang paling kentara, dan biasanya juga
paling berbahaya. Sistem Pemantauan lingkungan Global yang disponsori
PBB memperkirakan pada tahun 1987 bahwa 70% penduduk yang hidup di
kota-kota dengan partikel yang mengambang di udara melebihi ambang
batas yang ditetapkan WHO.
Berbagai proses alami yang menyebabkan penyebaran partikel di
atmosfer, misalnya letusan vulkano dan hembusan debu serta tanah oleh
angin. Aktivitas manusia juga berperan dalam penyebaran partikel, misalnya
dalam bentuk partikel-partikel debu dan asbes dari bahan bangunan, abu
terbang dari proses peleburan baja, dan asap dari proses pembakaran tidak
sempurna, terutama dari batu arang.
17