Page 73 - Menjadi Guru Yang Mau dan Mampu Mengajar secara Menyenangkan
P. 73
LAMPIRAN PENUNJANG: KAITAN EMOSI
DENGAN PEMELAJARAN (LEARNING )
[Catatan: Tulisan yang saya letakkan di Lampiran Penunjang berasal dari
buku Brain-Based Learning karya Eric Jensen, khususnya Bab XIX “Meaning-
Making”. Tidak semua isi bab tersebut saya muat. Saya mengambil beberapa
bagian penting yang dapat menunjang buku ini. Saya mengucapkan terima kasih
untuk Mas Ibnu Setiawan yang telah menerjemahkan tulisan Eric Jensen ini—
Hernowo]
Otak didesain untuk mencari makna. Kita hanya akan menghasilkan
robot dan siswa yang begitu-begitu saja kecuali kita memberikan
kekayaan sumber—misalnya waktu, konteks, kesempatan—kepada para
siswa yang memungkinkan mereka untuk menemukan makna pelajaran
yang kita berikan. Demikian pula halnya dengan para pendidik. Mereka
takkan memiliki kegairahan untuk mencari makna yang lebih dalam dari
kegiatan mengajar kecuali mereka berusaha keras mencari bentuk-
bentuk penilaian yang lebih bermakna. Siswa hanya akan menyaring
fakta sekenanya, lulus ujian, dan kemudian menyebut hal itu sebagai
sebuah proses pendidikan. Jika ini yang disebut pendidikan, maka
celaka benar kita. Namun untunglah, beberapa pendidik menyiapkan
kurikulum belajar yang bagus, ditengah upaya berkelanjutan untuk
menstandardisasi ujian dan hasil pendidikan yang biasa-biasa saja.
Ada perbedaan besar antara menghafal beberapa fakta kunci dan
benar-benar memahami materi pelajaran: Ini adalah perbedaan antara
mendapatkan nilai yang bagus dalam tes pilihan jawaban yang benar
dan mampu berdiskusi tentang sebuah topik. Ini adalah perbedaan
antara membaca tentang rumah sakit dan dirawat di rumah sakit selama
seminggu. Ini adalah perbedaan antara makan di restoran Meksiko dan
hidup di Meksiko selama setahun. Ini adalah perbedaan antara
menghafal beberapa “fakta matematis” dan mampu membimbing siswa