Page 76 - Menjadi Guru Yang Mau dan Mampu Mengajar secara Menyenangkan
P. 76
didapat darinya. Kejadian-kejadian yang memicu apa yang disebut
dengan “tombol panas” disimpan dalam amygdala. Ketika ada sesuatu
yang bermakna saat kita membaca, biasanya terjadi lebih banyak
aktivitas (seperti yang nampak dari konsumsi glukosa) di cuping kiri
depan, temporal, atau parietal (dinding rongga), kata Michael Posner dan
rekannya dari University of Oregon (1997).
Jika makna yang ada lebih bersifat spiritual, mungkin yang beraktivitas
adalah cuping dinding rongga, kata V.S. Ramachandran dari University of
California, San Diego (1998). Jika maknanya melibatkan emosi, maka
aktivitas mungkin berlangsung di bagian depan, belakang, otak tengah,
kata Antonio Damasio dari University of Iowa (1994). Jika makna yang
terjadi berjenis “Aha!” kemungkinan besar aktivitas terjadi di cuping kiri-
depan. Pergerakan yang terjadi pada berbagai daerah ini menegaskan
bahwa konsep makna mungkin juga beragam.
Apa yang Memicu Rasa Memiliki Makna?
Faktor-faktor pembentukan makna adalah (1) relevansi, (2) emosi, dan
(3) konteks. Relevansi adalah fungsi otak yang membuat hubungan dari
sisi-sisi saraf yang ada. Emosi dipicu oleh kimia otak dan menentukan
bahwa pemelajaran itu penting; dan konteks memicu pembuatan pola
yang berkenaan dengan pengaktifan medan saraf yang lebih besar.
Dengan kata lain, jika informasi yang ada bersifat pribadi bagi kita, kalau
kita menghayatinya, dan kalau informasi itu masuk akal, kemungkinan
besar kita akan menganggap informasi tersebut penuh makna.
Apa saja yang memiliki makna mengandung setidaknya tiga faktor
yang sudah disebutkan di muka, tapi kebalikannya tidaklah benar.
Sesuatu bisa saja relevan tetapi masih belum punya makna. Misalnya,
mengonsumsi makanan yang kedengarannya penuh gizi sangatlah
relevan, meskipun bagi remaja, hal itu tidak begitu berarti. Dari ketiga
faktor pembentuk makna tadi, yang paling sering diasosiasikan dengan