Page 81 - Menjadi Guru Yang Mau dan Mampu Mengajar secara Menyenangkan
P. 81
Ketika kita lebih memerhatikan suasana emosi siswa, terjadilah
perbedaan-perbedaan dramatis. Siswa hanya bisa menyerap sedikit
sekali pelajaran kecuali mereka berada dalam keadaan relaks dan
menaruh harapan positif. Sebagai pemberi instruksi, kita punya kekuatan
untuk mempengaruhi suasana emosi siswa dengan tiga cara utama:
1. Dengan kegiatan-kegiatan pelepas stres.
2. Dengan aktivitas-aktivitas yang menambah
kekompakan.
3. Dengan menyediakan forum bagi emosi untuk dikenali
dan diungkapkan.
Richard Lazarus (1984) mengatakan, “Plot dramatis atau makna pribadi
yang menjabarkan tiap emosi bersifat universal pada spesies manusia
tanpa memandang budaya; orang yang kompeten tidak pernah gagal
memahami kejadian-kejadian yang mengandung emosi kuat ….” Emosi
mengikat makna dan meramalkan pemelajaran masa depan karena
emosi melibatkan cita-cita, keyakinan, bias, dan pengharapan kita. Anda
bisa menyadap proses ini. Saat siswa-siswa Anda menentukan cita-cita,
emosi merekalah yang menciptakan cita-cita tersebut, juga “tekad” untuk
meraih cita-cita yang sudah ditentukan tadi.
Konteks dan Pola
Persepsi adalah tindakan otak membangun sebuah peta. Proses ini
melibatkan struktur otak yang bertanggung jawab atas kategorisasi,
diskriminasi, dan pembentukan ulang. Ahli saraf dari Stanford, Karl
Pribram (1971), menyatakan bahwa otak mengerti sesuatu lebih lewat
pembedaan pola ketimbang lewat fakta atau daftar tunggal. “Tahap awal
pemprosesan lebih bersifat paralel ketimbang seri, dan analisis fitur
berasal dari pencocokan fitur, bukan pendeteksian fitur.”
Leslie Hart, pengarang Human Brain, Human Learning (1983),