Page 82 - Menjadi Guru Yang Mau dan Mampu Mengajar secara Menyenangkan
P. 82
menyatakan, “Bisa dikatakan dengan yakin, otak manusia tidak diatur
atau diciptakan untuk pola pemikiran linear dan tunggal. Sebaliknya, otak
beroperasi dengan cara menjelajahi banyak jalan. Kita mengenali sebuah
objek, misalnya, dengan cara mengumpulkan informasi—seringkali
kurang dari satu detik—tentang ukuran, warna, bentuk, tekstur
permukaan, berat, bau, dan gerak ….”
Dr. Hart menekankan pentingnya menyajikan materi dalam pola
menyeluruh terlebih dahulu: “Ketika kita lebih mencermati pola
pemelajaran dalam urutan logis, kita sadar bahwa biasanya kita telah
membuat sebuah asumsi yang teramat sangat keliru. Yaitu asumsi
bahwa ‘sebuah subjek bisa dipecah menjadi potongan-potongan kecil
dan siswa, ketika diberi potongan-potongan tadi, akan cukup mampu
menyatukan bagian-bagian yang terpisah tersebut dan muncul dengan
pemahaman secara menyeluruh—meskipun mereka belum pernah diberi
pengetahuan tentang pola menyeluruh ini sebelumnya’.”
Korteks berfungsi baik sebagai pembuat pola maupun detektor pola.
Kemampuan untuk menghasilkan makna dari potongan-potongan kecil
data dalam jumlah yang tak terkira penting untuk pemahaman dan
motivasi. Karena pembentukan makna dalam otak berlangsung otomatis,
maka pemolaan terjadi sepanjang waktu. Tiap pola yang ditemukan
kemudian bisa ditambahkan ke dalam “pola persepsi” siswa hingga
sirnalah kebingungan, kecemasan, atau stres. Otak menjadi “membesar”
kembali dan siap menerima tantangan baru.
Tiap pola yang mampu diciptakan otak berarti otak bisa memindahkan
“cetak biru“ tersebut ke alam bawah sadar. Dari sudut pandang
kelangsungan hidup, amatlah penting menciptakan pola secepat
mungkin. Proses menciptakan pola atau peta persepsi ini menggunakan
otak sadar maupun bawah sadar. Saraf tidak mengandung informasi,
mereka hanya menerjemahkan, mengarahkan, dan berhubungan dengan
saraf lain yang memiliki getaran frekuensi yang sama dengan mereka.