Page 34 - BAB II - STRUKTUR ATOM DAN SISTEM PERIODIK UNSUR
P. 34

Perhatikan bahwa produk reaksinya berupa garam (        2) dan air, produk yang

               biasa dihasilkan pada reaksi penetralan asam-basa. Aluminium oksida bahkan lebih sulit

               larut dibandingkan magnesium oksida; oksida ini juga tidak bereaksi dengan air. Tetapi,
               zat ini menunjukkan sifat-sifat basa dengan bereaksi dengan asam :

                                            Al2O3(s) + 6 HCl (aq) → 2AlCl3(aq) + 3H2O(I)

                      Zat ini menunjukkan sifat-sifat asam dengan bereaksi dengan basa :

                                         Al2O3(S) + 2NaOH(aq) + 3H2O(I) → 2NaAl(OH)4(aq)
                       Jadi Al2O3 digolongkan sebagai oksida amfoter karena memiliki sifat-sifat asam
               maupun basa. Oksida amfoter yang lain adalah ZnO, BeO, dan Bi2O3. Silicon dioksida tidak

               larut dalam air dan tidak bereaksi dengan air. Tetapi, oksida ini memiliki sifat-sifat asam

               karena bereaksi dengan basa yang sangat pekat:

                                            SiO2(S) + 2NaOH(aq) → Na2SiO3(aq) + H2O(I)
                       Karena alasan inilah, basa pekat seperti NaOH sebaiknya tidak ditempatkan dalam

               peralatan gelas Pyrex yang terbuat dari SiO2.
                     Oksida periode ketiga yang tersisa bersifat asam, seperti ditandai dengan reaksinya

               dengan  air  membentuk  asam  fosfat  (H3PO4)  asam  sulfat  (H2SO4),  dan  asam  perklorat

               (HClO4) :
                                                 P4O10(s) + 6H2O(I) → 4H3PO4(aq)

                                                   SO3(aq) + H2O(I) → H2SO4(aq)

                                                  Cl2O7(s) + H2O(I)  → 2HClO4(aq)
                       Kajian  singkat  mengenai  oksida  unsur-unsur  periode  ketiga  ini  menunjukkan

               bahwa dengan menurunnya karakter logam unsur-unsur dari kiri ke kanan dalam satu
               periode,  oksidanya  berubah  dari  bersifat  basa  menjadi  amfoter  kemudian  menjadi

               bersifat  asam.  Oksida  logam  normal  biasanya  bersifat  basa,  dan  kebanyakan  oksida

               nonlogam bersifat asam. Sifat-sifat unsur  dari oksida-oksida (seperti ditunjukkan oleh
               oksida amfoter) ditunjukkan oleh unsur-unsur yang letaknya di pertengahan dalam satu

               periode.  Perhatikkan  pula  bahwa  karena karakter  logam  unsurunsur  golongan  utama

               meningkat  dari atas  ke  bawah kita  mengharapkan  oksida  unsur-unsur  dengan  nomor
               atom  yang  lebih  tinggi akan  bersifat lebih  basa  dibandingkan  unsur-unsur  yang  lebih

               ringan. Dan memang demikianlah keadaannya.


               Uji Kompetensi

               1.  Bandingkan sifat fisik dan sifat kimia dari unsur-unsur logam dan non logam
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39