Page 30 - BAB 1
P. 30
isteri, maka keluarga tersebut juga dikatakan tidak utuh lagi, walau
secara hokum anak-anak masih memiliki ayah dan ibu.
Selain keutuhan struktur dalam keluarga, keutuhan keluarga
dimaksudkan sebagai keutuhan interaksi dalam keluarga, artinya
jika di dalam keluarga berlangsung interaksi yang wajar dan
harmonis. Jika orang tu dalam keluarga saling menunjukkan sikap
berselisih dan saling bermusuhan, sehingga terjadi tindakan-
tindakan agresif, maka keluarga tersebut tidak dapat disebut
sebagai keluarga yang utuh, ketidak utuhan keluarga akan
berpengaruh negative terhadap perkembangan social anak. Hal ini
telah ditunjukkan dari hasil-hasil eksperimen H. Tomae di Jerman
Barat (1951). Ia meneliti hasil-hasil penilaian guru terhadap prestasi
dan perilaku anak-anak yang tergolong dalam 2 golongan yaitu
anak yang berasal dari keluarga utuh dan anak yang berasal dari
keluarga utuh, kemudian hasil prestasi kedua golongan itu
dibandingkan. Setiap golongan terdiri dari 295 sampai dengan 350
orang murid. Berikut ini adalah table 1 yang mendeskripsikan hasil
penilaian guru terhadap anak-anak dari keluarga yang “utuh” dan
keluarga yang “tidak utuh”.
Asih Kuswardinah 21