Page 34 - BAB 1
P. 34
Status anak yang dimaksudkan adalah status anak dalam keluarga,
sebagai anak: tunggal. sulung, bungsu, atau anak nomor 2, 3 dan
seterusnya. Sebagai ilustrasi , berikut adalah kesimpulan hasil
penelitian (Herman dalam Gerungan, 2004) tentang anak tunggal
dibandingkan dengan anak yang memiliki saudara kandung, bahwa
anak tunggal akan cederung berkembang dengan perasaan aku di
dalam dirinya, cenderung lebih egois, mencari penghargaan dirinya
secara berlebihan, memiliki keinginan untuk lebih berkuasa, namun
mereka juga mudah sekali dihinggapi perasaan rendah diri. Peneliti
lain (Cattell) menyimpulkan, bahwa anak tunggal akan berkembang
sebagai orang-orang yang seringkali memperlihatkan sifat-sifat
infantilisme (kekanak-kanakan), namun ia juga lebih mengorientasi
dirinya kepada orang-orang dewasa, dan kepada cita-cita serta
sikap pandangan orang dewasa. Berdasarkan beberapa simpulan
hasil penelitian, anak tunggal dalam keluarga memiliki pengaruh-
pengaruh tertentu terhadap perkembangan socialnya. Peran yang
dimiliki anak tunggal cederung bercorak negative, sehingga orang
tua yang hanya memiliki seorang anak menghadapai tugas
pendidikan yang spesifik yang bersifat lebih lebih berat jika
dibandingkan dengan orang tua yang memiliki anak lebih dari satu.
Disamping kesimpulan tentang status anak tunggal, (Cattell)
berpendapat tentang peran status anak sulung dalam keluarga,
dikatakan bahwa anak sulung akan kurang aktif dan kurang
berusaha dibandingkan dengan anak berikutnyayang justru lebih
giat dan berambisi. Berdasarkan kenyataan, anak sulung pada
awalnya telah memiliki perhatian dan penghargaan yang lebih
besar dibandingkan anak-anak berikutnya. Kondisi yang demikian,
maka anak-anak berikutnya merasa dirinya harus lebih giat
Asih Kuswardinah 25