Page 63 - BAB 1
P. 63
memiliki potensi sebagai perancang busana terkenal, dimana
hasilnya selalu disukai masyarakat, bangsa bahkan Negara; seorang
yang memiliki potyensi intelektual, maka ia akan menjadi ilmuwan,
dan seterusnya. Aktualisasi diri tidak hanya berupa penciptaan
kreasi atau karya-karya berdasarkan bakat atau kemampuan
khusus. Orang tua, mahasiswa, guru, sekretaris, buruh, semuanya
bisa mengaktualisasi dirinya, yakni dengan cara berusaha membuat
dirinya menjadi yang terbaik, atau bekerja sebaik-baiknya sesuai
dengan bidangnya. Bentuk pengaktualisasian diri berbeda pada
setiap orang. Dalam mencapai taraf aktualisasi diri tidak selalu
mudah, namun kadang ada beberapa hal yang bias menjadi
penghambat. Hambatan pertama, berasal dari dalam diri individu,
yaitu berupa: ketidak tahuan, keraguan, dan bahkan rasa takut dari
individu untuk mengungkapkan potensi-potensi yang sebenarnya
ia miliki. Hambatan kedua, berasal dari luar atau dari masyarakat.
Hambatan dari masyarakat, selain berupa kecenderungan
medepersonalisasi individu juga perepresian sifat-sifat, bakat atau
potensi-potensi. Sebagai ilustrasi: Di masyarakat terdapat stereotif
budaya mengenai bagaimana yang disebut berhasil dan tidak
berhasil. Jika suatu masyarakat sangat menjunjung keberhasilan,
maka oleh masyarakat keadaan yang dianggap dapat
mencerminkan keberhasilan adalah manusia yang banyak memiliki:
sawah, kebun, kerbau, dan jenis kekayaan lain yang ada
hubungannya dengan materi. Maka di masyarakat tersebut akan
muncul yang dominant adalah orang- orang yang kaya akan materi
dengan tidak memperhatikan dari mana kekayaan tersebut
diperoleh. Demikian juga dengan upaya aktualisasi diri. Maka
aktualisasi diri hanya mungkin jika kondisi lingkungan
54 Ilmu Kesejahteraan Keluarga

