Page 15 - Kumpulan Cerita Inspiratif KKN BMC 2 2021_Kecamatan Gayamsari
P. 15

diajak  bergerak  dalam  jangka  waktu  yang  lama.  Belum  lagi  ia  mengetahui  fakta  jika  Unnes
              angkat tangan saat ditanyai soal dana KKN. Sudah kerja gratis, perlu mengorbankan duit pula,

              begitu kira-kira pikirannya.


                     Hembus nafas lega terdengar dari lima sekawan itu saat semua tanaman telah tertancap
              di  tanah.  Lantas,  mereka  menyiraminya  sedikit-sedikit,  karena  kemarin  malam  mereka  sudah

              puas minum langsung dari Yang Maha Kuasa.


                     “Eh,  ayo  foto  dulu,”  salah  seorang  teman  menyeletuk  ketika  melihat  empat  lainnya
              sudah  ancang-ancang  kembali  ke  tempat  di  mana  mereka  berkumpul.  Karena  kepala  rasanya

              sudah  setengah  matang,  tanpa  kepikiran  melantunkan  protes  lagi,  kami  segera  mengambil
              tempat masing-masing untuk berswafoto ria.


                     “Satu,  dua,  tiiiiga,”  suara  tanda  foto  telah  terpotret  terdengar  bersamaan  dengan

              berakhirnya  hitungan  tersebut.  Tanpa  merasa  perlu  menengok  hasilnya,  masing-masing
              menggerakkan sepasang tungkainya  menuju  basecamp  tidak resmi kami. Sembari  berbincang

              ringan, membiarkan waktu berlalu.


                     “Enak toh,  nggak perlu ngeluarin duit buat beli tanaman. Ini nih pentingnya cari tahu
              dulu,” celetukan salah seorang teman membuat empat lainnya tergelak. Benar, tak sepeser pun

              keluar dari dompet untuk menjalankan progja kali ini. Tanaman gratis ini buah dari kekreatifan

              seorang kawan yang singkat cerita, keluarganya memberikan tanaman ini dengan cuma-cuma.

                     “Kita  jadi  bisa  menekan  pengeluaran,”  sahut  seorang  kawan  lainnya,  yang  disambut

              anggukan kepala pendengarnya.


              Perbincangan singkat tadi tampaknya berbuah renungan. Meskipun tak mendapat dana sepeser

              pun, masih banyak cara untuk menambal kekurangan itu. Karena sesungguhnya, setiap masalah
              pasti ada solusinya. Tinggal tugas kita untuk mencari bagaimana cara mengatasinya.


                     “Han, mau pulang kapan?”


              Pertanyaan  itu  jelas  bertujuan  untuk  membuyarkan  lamunan.  Akhirnya  hanya  dijawab,
              “secepatnya,” karena tentu saja, sudah tak sabar untuk bersantai. Satu per satu mulai kembali ke

              tempat  tinggal  masing-masing,  memiliki  tujuan  yang  sama—sama-sama  ingin  melepas  lelah.

              Meski melelahkan, setidaknya hari ini pelajaran berharga telah timbul. Mengeluh tak salah, tapi




                                                                                                         10
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20