Page 8 - Indeks Beranotasi Karya Ki Hadjar Dewantara (2017)
P. 8
SAMBUTAN
Direktur Jenderal Kebudayaan
Ada hubungan yang begitu rapat antara pendidikan dan
kemerdekaan dalam pemikiran Ki Hadjar Dewantara. Pada Kongres
Permufakatan Persatuan Pergerakan Kebangsaan Indonesia pertama,
tanggal 31 Agustus 1928, Ki Hadjar tampil menyampaikan prasaran
yang menguraikan permasalahan tersebut. Ia berangkat dari asumsi
sederhana bahwa “segala daya upaya untuk menjunjung derajat
bangsa tak akan berhasil, kalau tidak dimulai dari bawah”. Dalam
kerangka membayangkan pergerakan kebangsaan yang muncul dari
bawah itulah Ki Hadjar menempatkan posisi penting pendidikan.
Tujuan dari segala upaya pendidikan adalah untuk “memerdekakan
manusia sebagai anggauta dari persatuan (rakyat)”.
Apa artinya merdeka? Bagi Ki Hadjar, kemerdekaan mesti
mengandung tiga aspek pokok: berdiri sendiri (zelfstandig), tidak
tergantung kepada orang lain (onafhankelijk) dan dapat mengatur
dirinya sendiri (vrijheid, zelfbeschikking). Dari pengertian ini nampak
jelas bahwa kemerdekaan bukan hanya kebebasan dari paksaan
pihak lain, tetapi yang terpenting ialah kemandirian untuk mengambil
sikap sendiri.
Dalam karangannya di majalah Wasita tahun 1947, Ki Hadjar
menganggap kemandirian itu jauh lebih penting daripada sekadar
kebebasan. Ia katakan: “Sifat mandiri inilah sifat yang pokok, syarat
yang mutlak, bagi tiap-tiap kemerdekaan. Bebas dari paksaan atau
perintah orang lain, tak akan dapat langgeng atau abadi, kalau tidak
berdasar atas kekuatan untuk berdiri sendiri.” Kemandirian lebih
penting dari kebebasan karena kebebasan dapat saja diperoleh lewat
pemberian, dan apa yang dapat diperoleh lewat pemberian dapat
pula ditarik kembali oleh sang pemberi. Sedangkan kemandirian
hanya dapat diperoleh dengan daya upaya sendiri dan oleh
iii