Page 37 - MODUL KEHIDUPAN MASYARAKAT INDONESIA MASA PRASEJARAH_Neat
P. 37
gunakan sebagai seni asesoris dan benda benda upacara sebagai kepercayaan
terhadap roh nenek moyang.
Ada sebuah kepercayaan bahwa orang yang meninggal dunia akan memasuki
alam tersendiri. Oleh karena itu, pada masa ini, jika ada orang yang meningal
dunia di bekali benda benda keperluan sehari-hari seperti perhiasan, manik-
manik dan alat periuk lainnya. Tujuannnya adalah agar arwah orang yang
meninggal dunia mendapatkan perjalanan yang lancar dan mendapatkan
kehudupan yang lebih baik dari sebelumnya.
Mereka percaya bahwa ada suatu kekuatan ghaib di alam sekitar ini. Kekuatan
ghaib berasal dari arwah nenek moyang mereka yang telah maninggal dunia.
Mereka mempercayai bahwa kekuatan ghaib dari arwah roh nenek moyang
mereka bisa bertempat tempat di gunung tinggi, hutan lebat, batu besar, pohon
tua, gua yang gelap, pantai dengan ombak yang besar dan temapat tempat
keramat lainnya. Mereka menghubungkan antara kejadian-kejadian alam seperti
gunung meletus, petir, ombak, gempa bumi, gerhana matahari dan bulan adalah
atas ikut campur tangan dari kekuatan ghaib yaitu arwah nenek moyang mereka.
Agar kejadian-kejadian tersebut tidak menimpa mereka, maka mereka
mengadakan pemujaan dan persembahan. Kepercayaan terhadap arwah roh
nenek moyang inilah yang di sebut kepercayaan animisme. Selain kepercayaan
terhadap arwah roh nenek moyang mereka juga mempercayai pada benda-
benda tertentu yang memiliki kekuatan ghaib. Karena benda tersebut mempunyai
kekuatan ghaib maka harus di puja. Kepercayaan terhadap benda-banda yang
memiliki kekuatan ghaib inilah yang di sebut dengan kepercayaan dinamisme.
Berkaitan erat dengan kepercayaan diatas, maka pada masa bercocok tanam ini
munculah tradisi pendirian bangunan-bangunan besar yang terbuat dari batu
yang di sebut tradisi megalitihk. Tradisi ini di dasari oleh kepercayaan bahwa ada
hubungan yang erat antara orang yang sudah meninggal dengan kesejahteraan
masyarakat dan kesuburan ketika bercocok tanam. Oleh sebab itu jasa
seseorang yang berpengaruh terhadap masyarakat perlu di abadikan dalam
sebuah monumen atau bangunan besar yang terbuat dari batu. Bangunan ini
kemudian menjadi lambang orang yang meninggal dunia sekaligus tempat
penghormatan serta media persembahan dari orang yang masih hidup ke orang
37