Page 109 - Alohomora - Smandel XII IPS 1
P. 109
tidak lama kemudian ojek pun lewat, akhirnya kami berdua pun berpisah,
meskipun belum sempat berkenalan dengan baik, tapi akhirnya aku tahu
namanya, Ya dia adalah Indah Maulidiah Rustam. Karena aku menyimpan
kontak nya, pasti kalian berpikir bahwa kita akan lanjut berkenalan lewat
chatting kan? Oh tentu saja tidak, aku sangat malu untuk memulai percakapan
duluan dengan nya, jadi ya perkenalan kami benar-benar se singkat itu.
Meskipun aku dan Indah sudah saling mengenal satu sama lain, tetapi disaat
sekolah tatap muka pertama kali di mulai, aku dan Indah tidak duduk
sebangku, bisa dibilang kita berdua hanya sebatas kenal saja tapi tidak untuk
menjadi teman sebangku, karena pada waktu itu Indah sudah lebih dulu duduk
dengan seorang perempuan yang bernama Deasly. Oh ya omong-omong soal
Deasly, nanti akan ku ceritakan tentang awal perkenalan ku dengannya.
Karena Indah sudah ada teman sebangku, akhirnya aku duduk sebangku
dengan teman rumah ku yang bernama Najwa. Kebetulan kita berdua sekelas,
dan aku memang susah untuk beradaptasi dengan lingkungan baru, jadinya aku
selalu bersama dengan Najwa terus. Tapi setelah memasuki semester baru, aku
sudah tidak sebangku lagi dengan Najwa, karena ada seorang teman lelaki ku
yang mengajak aku untuk duduk bersama dengan nya, aku awalnya takut
untuk sebangku dengannya, apalagi dia kan laki-laki ya, jadi sangat tidak
mungkin aku akan nyaman duduk sebangku dengan dia. Aku juga sempat
berpikir buruk tentang nya, pikiran buruk ku mengatakan bahwa dia pasti
sama saja seperti dengan teman lelaki pada umumnya yang sebagian besar
sangat tidak sopan kepada teman perempuannya, tapi ternyata pikiran ku itu
salah, padahal dia orangnya sangat ramah dan menyenangkan sekali, dia juga
berbeda dari teman-teman lelaki ku yang lain dan berkat dirinya lah aku berani
untuk melakukan interaksi dengan teman-teman yang lain, aku sangat
berterima kasih pada lelaki yang bernama Miftahul Is Ma’rus atau yang biasa
di panggil Oken itu. Kebetulan sekali tempat duduk ku dan Oken berdekatan
dengan tempat duduk nya Indah dan Deasly, jadinya aku selalu bertukar cerita
dengan mereka berdua, meskipun aku baru bisa berbaur dengan Najwa, Oken,
Indah, dan Deasly saja, tapi setidaknya aku sudah tidak se pemalu kayak dulu
lagi hehew. Oh ya aku hampir saja lupa untuk menceritakan bagaimana awal
mula aku berkenalan dengan perempuan yang bernama Deasly Alyssa Lutfiah
itu. Pada malam itu aku masih teringat jelas bahwa untuk pertama kalinya aku
memberanikan diri untuk memulai percakapan duluan dengan dia, awalnya
aku hanya sekedar berniat untuk bertanya padanya, apakah dia akan ikut
datang ke acara ulang tahun nya teman kelas kami atau tidak, dan dia
menjawab ku bahwa dia tidak ikut datang dengan jawaban yang menurut ku
sangat singkat sekali, “tdk” satu kata yang membuat aku berpikir kalau
perempuan ini benar-benar sangat cuek, dan aku merasa sungkan untuk
mengajaknya berteman dengan ku. Tapi, siapa sangka perempuan yang aku
anggap mempunyai sifat yang cuek itu adalah perempuan yang kini selalu
menjadi tempat cerita ku, padahal awalnya kami berdua hanya melakukan
97