Page 112 - Alohomora - Smandel XII IPS 1
P. 112
LANGKAH WAKTU NHAYLA
Nhayla Ramadhani Pattinama
Di sebuah kota kecil, tinggallah seorang remaja bernama Nhayla. Sejak
kecil, ia bercita-cita tinggi untuk masuk ke SMAN 1 KOTA TERNATE,
Setiap harinya, Nhayla selalu membayangkan akan kehidupan remajanya di
sekolah impiannya itu, dan dia yakin bahwa suatu hari nanti, pintu Sekolah
SMANSA itu akan terbuka untuknya. Namun, ketika hasil seleksi akhir
diumumkan, kekecewaan besar menyergap Nhayla.Nama nya tidak terdengar
di antara para siswa yang diterima.Hatinya hancur, dan segala harapan yang
telah dibangunnya runtuh begitu saja.Nhayla merasa seperti dunianya berakhir,
dan tak ada lagi yang bisa diharapkan.Berhari-hari Nhayla mengisolasi dirinya,
meratapi kegagalan yang menimpanya.Teman-temannya berusaha membujuk
dan menghiburnya, namun Nhayla sulit menerima kenyataan.Ia bertekad untuk
membuktikan bahwa mereka semua salah, dan bahwa ia pantas masuk ke
sekolah impiannya. Momen yang diimpikan anak anak lain pun tiba, pada 1
juli 2021, semua sekolah telah di buka dan setalah menjalani tes untuk
penentuan kelas nhayla melihat namanya berada di kelas IPS 1. Nhayla duduk
di bangku sekolahnya dengan ekspresi muram.Dia merasa seperti terperangkap
dalam rutinitas yang membosankan, tidak menyukai kebanyakan hal di
sekolah.Guru-guru yang monoton, pelajaran yang tampak tidak berguna, dan
teman-teman sekelas yang tidak memahami minatnya. Nhayla melihat teman-
teman sekelasnya yang sedang sibuk berkenalan dan mencari teman sebangku,
ia hanya duduk di pojok kelas sendirian. “Membosankan” Satu kata yang
keluar dari mulut nhayla saat melihat lingkungan sekitar sekolahnya.
Hari itu, matahari bersinar cerah di langit kota kecil tempat tinggal
Nhayla. Gadis berusia 15 tahun itu duduk di ruang tamu, wajahnya terlihat
murung.Dia memandang ayahnya, Pak Diman, dengan kesedihan dimatanya
"Pa, aku punya keinginan besar," kata Nhayla dengan penuh harapan.
Pak Diman tersenyum lembut, "Apa itu, kak?"
Nhayla mengambil nafas dalam-dalam sebelum berkata, "Aku ingin
pindah ke sekolah impianku, Pa."
Pak Farhan menatap putrinya dengan penuh perhatian."Sekolah
impianmu?Apa yang membuatmu ingin pindah?"
Nhayla menjelaskan betapa ia selalu bermimpi untuk belajar di
SMANSA, tempat di mana bakat seni dihargai dan dikembangkan. Dia
100