Page 173 - Alohomora - Smandel XII IPS 1
P. 173

“Tadi  semuanya  diantar  sama  orang  tuanya,  aku  aja  yang  engga”
           ungkapku kesal.

                 “Yasudah tak apa, buktinya sudah selesai kan?” ucapnya datar.
                 Terdengar  mengesalkan  bukan?Namun  sudahlah,  aku  sudah  biasa
           dengan hal itu. Ayahku kemudian membawaku ke rumah nenekku, karena aku
           akan tinggal disana selama 3 tahun kedepan. Jarak rumah nenekku dari sekolah
           itu tak teramat jauh. Dalam perjalanan singkat itu, aku menikmati setiap angin
           yang  akan  kutemui  selama  3  tahun lamanya.  Tak  sampai 10 menit,  mobilku
           berhenti  didepan  sebuah rumah hijau,  sebuah rumah  tua namun  kokoh  yang
           mendengarkan  kembali  semua  tawa  kecilku  dulu.Rasanya  sudah  lama  sekali
           tak  kembali  berkunjung  di  rumah  ini,  sejak  kakekku  meninggal  aku  benar-
           benar tidak ingin kembali ke rumah ini, namun akhirnya aku berdiri lagi disini
           dan  menatap  semuanya  sendiri  tanpa  sambutan  hangat  dari  kakekku  untuk
           pertama kalinya. Aku melangkahkan kakiku masuk kedalam rumah itu, wangi
           khasnya  membuatku  sangat  merindukan  kakekku,  aku  menyusuri  tiap  sudut
           rumah  itu  dan  membayangkan  apa  saja  yang  akan  aku  lakukan  disini  dan
           berharap semoga selalu banyak hal baik yang akan datang bersamaku selama 3
           tahun nanti.
                 1  setengah  tahun  berlalu,  rasanya  sangat  singkat  bukan?Aku  bahkan
           seperti menutup mata dalam menjalankan hari-hariku disekolah ini. Kini aku
           duduk di kelas 11 IPS 1, masih bersama teman-temanku yang kutemui di kelas
           10 kemarin, beberapa wajah asing yang aku lihat saat pendaftaran 1 setengah
           tahun  yang  lalu,  sebagian  benar-benar  menjadi  tempat  ceritaku  saat  ini.
           Beberapa dari mereka memang tidak akrab denganku, namun aku merasa itu
           bukan  sebuah  masalah  besar.  Aku  menganggap  bahwa  suatu  saat  nanti  aku
           akan  tetap  bisa  akrab  dengan  mereka,  walaupun  saat  itu  aku  sadar  bahwa
           waktuku  bersama  mereka  hanyalah  tinggal  1  tahun  lagi,  memilih  untuk
           menikmati  waktu  bersama  beberapa  orang  saja  ternyata  adalah  sebuah
           kesalahan.  Sebenarnya  aku tidak terlalu  menyayangkan hal  itu, namun  tetap
           saja aku tidak merasa lebih baik.
                 “Win, setelah lulus kamu mau kemana terus nanti apa kamu siap buat
           itu?” Tanya Morena secara tiba-tiba, oiya izinkan ku kenalkan sedikit tentang
           Morena.  Gadis  setahun  lebih  muda  dariku  itu  merupakan  seseorang  yang
           pertama  kali  membuka  gerbang  relasi  kita  dengan  manis,  mengesalkan
           memang dia, kadang bahkan aku membenci sebagian dari sifatnya, namun dia
           menjadi  seseorang  yang  dekat  denganku  sampai  saat  ini,  walaupun  setelah
           kelas 12 nanti kita tak sedekat saat ini.
                 Pertanyan  tiba-tiba  yang  terlontarkan  darinya,  membuatku  terdiam
           sejenak dari aktivitasku saat itu, dan menyadari bahwa benar sebentar lagi aku


                                                                        161
   168   169   170   171   172   173   174   175   176   177   178