Page 174 - Alohomora - Smandel XII IPS 1
P. 174
akan meninggalkan sekolah kecil dan setiap hal yang ada di dalamnya, aneh
rasanya mendengar pertanyaan itu dan sedikit belum siap.
“eh HAHAHAHHAHA, apasi Mor santai aja kali masih lama” jawabku
sambil bercanda namun yang sebenarnya terjadi adalah aku yang tak siap
untuk menyadari hal ini dan entah sampai kapan aku tidak siap dengan hal ini.
“iyasih bener juga yaa, better kita nikmatin aja dulu semua momentnya”
ungkapnya menyetujui pernyataanku. Tiba-tiba Rania datang membawakan
pisang goreng kesukaannya dari kantin, dengan raut wajah yang
memberitahukan kalau dia akan segera melahap makanannya. Ingin ku
ceritakan juga tentang Rania, seorang yang umurnya setahun lebih tua dariku,
aku, Rania dan Morena bisa di bilang cukup dekat. Aku lebih nyaman berada
disekitar mereka berdua daripada yang lain, walaupun aku sering berbeda
pendapat dengan mereka.
“makan gak kalian berdua?” Tanya Rania sambil menyodorkan
makananya kepadaku dan morena
“enggak lagi kenyang banget aku” Jawab Morena sembari melanjutkan
menulis catatannya
“iya abis makan” Tambahku
“baiklah kalo gitu” Tanpa berpikir lama Rania langsung melahap
makanannya dengan sangat cepat, agaknya dia memang sangat lapar.
Melihat Rania makan dan Morena yang sedang menulis catatannya, aku
kembali berpikir bagaimana jika suatu saat nanti kita sudah memiliki jalan
yang berbeda-beda dengan mereka?Akankah semuanya masih tetap baik-baik
saja?Akankah kita masih tetap bertemu seperti ini ketika kita ingin?Bagaimana
jika asing menghampiri kita? Aku belum bisa untuk mencerna setiap hal yang
akan terjadi ketika saat itu tiba.
“teng…teng…teng…”
Suara bel tanda istirahat telah selesai itu berbunyi, membuyarkan
pikiran-pikiran menyedihkan yang terbayang lama bersama dengan rasa takut
dan tidak yakin itu. Satu persatu teman kelasku masuk, memenuhi kelas yang
terang dari nyala lampu akibat hujan lebat diluar sana. Tak lama terdengar
suara nyaring dari mic yang baru saja di hidupkan, ada suara Bu Adin disana.
Seorang guru Bahasa Indonesia sekaligus guru piket hari itu yang sangat
ramah kepada siswa-siswinya
“Anak-anak yang masih diluar, ayo segera masuk ke kelas, karena jam
pelajaran ke lima telah di mulai.”Ucap bu Adin di ikuti suara nyaring mic yang
kembali dimatikan. Kami menikmati jam pelajaran hari itu dengan ditemani
162