Page 20 - Buku Sejarah Vostenlanden bab 2
P. 20

f.   Kedung Lumbu

                       Kedung Lumbu adalah sebuah kelurahan di kecamatan Pasar

                Kliwon, Surakarta.  Kelurahan ini merupakan kelurahan yang cukup ramai
                di Surakarta. Nama kelurahan ini diberikan oleh para penggawa keraton

                Surakarta yang kehilangan  akal karena penduduk  tempat ini menolak
                dipindahkan ke daerah lain saat pembangunan Keraton Surakarta pada

                abad ke-18. Mereka mengumpamakan para penduduk itu seperti air di atas
                daun  lumbu  (talas), karena  mereka  mengubah-ubah  janji  saat diminta

                pindah.

                       Salah satu bagian kelurahan ini dinamakan Lojiwetan. Dinamakan
                demikian karena dari asal kata bahasa Jawa Loji yang berarti lumbung
                dan Wetan yang berarti Timur. Pada masa pendudukan Belanda di Indo-

                nesia, daerah ini pada khususnya menjadi lumbung padi atau makanan

                yang lain bagi daerah di sekitarnya. Oleh karena sifatnya yaitu menyimpan
                makanan, maka arsitektur rumah-rumah di daerah ini (yang masih asli)
                pun memiliki karakteristik antara lain tembok yang tebal (sekitar 2 bata)

                dan langit-langit yang tinggi.

                       Tidak diketahui bagaimana proses transisi dari loji menjadi rumah
                penduduk, namun  yang ada sekarang tidak  meninggalkan  kesan sama

                sekali  bahwa  pada  zaman dahulu  tempat tersebut adalah  lumbung-
                lumbung padi selain daripada namanya. Beberapa tahun terakhir rumah-

                rumah yang masih memiliki bagian-bagian bangunan yang asli maupun
                rumah  yang  sengaja  dirancang  - diubah menjadi  rumah  burung  walet

                yang sarangnya  memiliki  harga yang tinggi di pasar. Itulah sebabnya
                angka kejahatan di daerah Lojiwetan belakangan ini naik, terutama pada

                saat musim panen sarang burung walet, dimana pencuri sarang burung
                beraksi melalui atap-atap rumah di sekitarnya, dan hal yang lumrah terlihat




                                                12
   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25