Page 32 - Teaching Factory Pada Sekolah Menengah Kejuruan - La Resi
P. 32

BAB III
                            FILSAFAT TEKNOLOGI PERSPEKTIF MASA DEPAN

                  A.  Pendahuluan
                         Filsafat  teknologi  tidak  dapat  dilepaskan  dari  perdebatan  antara
                  tokoh  atau  mazhab  pemikiran  tertentu.  Filsafat  teknologi  sebelum  tahun
                  1980an, masih berorientasi atas kritik kondisi sosial masyarakat teknologis.
                  Hal  tersebut  sangat  dipengaruhi  oleh  adanya  arus  dominan  pandangan
                  eksistensialisme  yang  kemudian  cenderung  pesimis  terkait  munculnya
                  dominasi teknologi atau justru sebaliknya bersikap romantisme tentang ide
                  teknologi yang ideal (Brey, 2010).

                         Orientasi pemikiran filsafat teknologi klasik cenderung khas dalam
                  melihat teknologi semacam ‘monster’ yang siap melahap dimensi-dimensi
                  kemanusiaan.  Teknologi  sebagai  sesuatu  hal  yang  menakutkan,
                  mengancam,  dan  bahkan  merusak  tatanan  masyarakat.  Teknologi
                  dianggap  merusak  nilai-nilai  spiritual  serta  berorientasi  pada  ekonomi
                  kapitalistik.  Oleh  karena  itu,  para  pemikir  awal  tersebut  cenderung
                  merindukan konsepsi masyarakat yang harmonis dan tidak terkontrol oleh
                  ciptaannya sendiri.

                         Kajian tentang teknologi dalam praksis keilmuan berawal dari filsafat
                  Martin  Heidegger.  Teknologi  dijelaskan  olehnya  tidak  sekadar  untuk
                  menggapai tujuan, kemudahan, dan menyelesaikan persoalan dalam hidup.
                  Ia merujuk pada kata techne yang berasal dari Yunani kuno yang bermakna
                  lebih dari skill atau kemampuan teknis. Teknologi dalam arti techne memiliki
                  kesamaan  dengan  kreatifitas  dalam  membuat  sesuatu  yang  baru.  Inilah
                  yang mendasari pemikiran Heidegger tentang esensi teknologi dalam arti
                  enframing  yang  merupakan  penyingkapan  realitas  sebagai  moda
                  kebenaran.
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37