Page 38 - Teaching Factory Pada Sekolah Menengah Kejuruan - La Resi
P. 38

BAB IV
                       FILOSOFI DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN VOKASI

                  A.  Pendahuluan
                         Pendidikan  vokasi  sebagai  pendidikan  untuk  bekerja  didasarkan
                  pada  filosofi  esensialisme,  eksistensialisme,  dan  pragmatisme.  Menurut
                  Strom  yang  mengutip  pernyataan  Miller  (1994)  bahwa  pragmatisme
                  merupakan  filosofi  yang  paling  efektif  dalam  pendidikan  untuk  bekerja,
                  sebab  filosofi  pragmatisme  menyeimbangkan  filosofi  esensialisme  dan
                  eksistensialisme. Disamping itu filosofi lainnya yang mendasari pendidikan
                  vokasi  adalah  filosofi  humanisme  dalam  kaitannya  dengan  pertumbuhan
                  personal dan filosofi progressive dalam kaitannya dengan reformasi sosial.

                         Esensialisme bertujuan mendidik manusia bernilai guna, bermakna
                  bagi kehidupan, dan kompeten yang menekankan pada peran dan fungsi
                  pendidik  atau  pelatih  dalam  proses  pembelajaran,  ahli,  dan  menguasai
                  subyek  materi,  mengembangkan  skill  dengan  berlatih,  pengulangan,
                  pengkondisian, dan pengembangan kebiasaan baik dalam mempengaruhi
                  perilaku siswa. Pembelajaran dilakukan secara progresif dari keterampilan
                  yang kurang komplek ke keterampilan yang lebih komplek. Biasanya yang
                  diajarkan  adalah  membaca,  menulis,  mengkaji  literatur,  bahasa  asing,
                  sejarah, matematika, sains, seni dan musik.
                         Eksistensialisme  menganggap  bahwa  setiap  manusia  membentuk
                  makna  kehidupan  sendiri-sendiri,  misalnya  memilih  jalan  hidup,  realitas
                  kehidupan,  penemuan  diri  dalam  dunia,  yang  kontek  utamanya  adalah
                  kesadaran  diri  siapakah  aku.  Soren  Kierkegaard  menulis  bahwa  alam
                  manusia dan  identitas  manusia berbeda bergantung   pada  tata  nilai  dan
                  keyakinan yang mereka pegang/anut. Tugas paling berat bagi setiap orang
                  menurutnya adalah menjadikan dirinya eksis sebagai individu yang unik dan
                  bermakna.
   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43