Page 90 - MODUL 12 MIPA
P. 90
Hubungan Bidang dengan Bidang
Dari gambar di samping, dapat
diketahui bahwa:
P - Bidang dengan bidang
disebut berimpitan, karena
keduanya memiliki daerah
- Bidang dengan bidang
persekutuan.
disebut sejajar, karena
B keduanya tidak memiliki
daerah persekutuan
0 Q - Bidang dengan bidang
disebut berpotongan, karena
A kedua bidang tidak sejajar.
( , ) Dua bidang yang
berpotongan selalu
membentuk sebuah
garis potong dan sudut perpotongan. Pada gambar, garis perpotongan kedua bidang adalah garis
AB atau biasa dinotasikan ( , ) dan sudut perpotongan yang terbentuk adalah .
0
B. PROYEKSI TITIK DAN GARIS PADA BIDANG
Proyeksi titik pada bidang
A
Untuk memproyeksikan titik A pada bidang , caranya
dengan menarik garis tegak lurus dari A ke bidang hingga
tembus. Titik tembusnya (titik B) adalah titik proyeksi A pada
B bidang .
Proyeksi Garis pada Bidang
C Dari gambar di samping, dapat diketahui
g1 A F bahwa:
B g2 g3 - Karena garis g 1 sejajar terhadap bidang α,
maka proyeksinya dengan mengambil
g1’ D E sembarang 2 titik pada garis g 1, misal A dan
B, lalu diproyeksikan ke bidang α. Kemudian
A’ B’ F’ hubungkan kedua titik hasil proyeksi (A’ dan
B’), maka jadilah garis g 1’ sebagai hasil
proyeksi garis g 1 terhadap bidang α.
- Karena bidang g 2 tegak lurus terhadap bidang α, maka hasil proyeksinya merupakan titik
tembus garis g 2 terhadap bidang α, yakni titik D
- Karena garis g 3 memotong bidang α di titik E, maka proyeksinya cukup dengan
mengambil satu titik lain (titik F) pada garis g 3, lalu proyekan ke bidang α. Hasil
proyeksinya adalah garis yang menghubungkan titik E dengan titik F’.
Modul Matematika Wajib 12 | 80