Page 36 - Gajah Mada M.Surya Gemilang
P. 36
http://pustaka-indo.blogspot.com
dan lainnya. Berbagai jenis pohon buah-buahan itulah yang
menjadi ajang bermain bagi Raden Tetep. Wilwatikta sen diri
adalah sebutan lain bagi Majapahit dalam bahasa Sansekerta
yang juga berarti buah maja yang pahit. Wilwa ber arti pohon
maja, dan tikta berarti pahit.
Ketika sudah berada di bawah pohon manggis, tiba-tiba Ra-
den Tetep meloncat ke cabang pohon itu. Rakryan Nala yang
kehilangan Raden Tetep dari pundaknya, mencelos hatinya.
Ia mengira Raden Tetep terlepas pegangannya dari pun dak
dan terjatuh. Ia kebingungan mencarinya, tidak dite mukannya
putra sang ratu itu di bawah. Ternyata anak kecil itu sudah
bergelayutan di cabang, lalu naik dan berloncatan dari cabang
ke cabang. Kemudian ia memetik buah manggis yang masih
mentah, namun sudah sebesar kepalan anak kecil itu.
Segera saja buah-buah manggis itu menyambar pipi Gajah
Mada dan Rakryan Nala yang sedang terperangah. Anak itu
cerdik, berani dan mempunyai gagasan yang tidak ter duga.
”Marilah Raden, aku gendong lagi untuk turun,” kata Rak-
ryan Nala. Raden Tetep tertawa cekikikan karena merasa lucu
melihat bahwa lemparannya mengenai sasaran. Gajah Mada
dan Rakryan Nala hanya tertawa terbahak-bahak melihat
kelincahan dan kenakalan Raden Tetep. Meskipun nakal,
anak itu lincah, cerdas dan berani.
”Tidak mau. Tidak mau. Aku bisa turun sendiri,” kata
Raden Tetep. Kembali sebuah manggis kecil meluncur ke
arah pundaknya. Rakryan Nala tertawa dan membiarkan
buah manggis itu mengenai pundaknya. Raden Tetep segera
31