Page 35 - Gajah Mada M.Surya Gemilang
P. 35
http://pustaka-indo.blogspot.com
dekat dengan anak itu, segera mem bawanya berputar-putar di
halaman Istana Maja pahit.
Raden Tetep benar-benar anak kecil yang lincah. Badannya
yang padat berisi dan berwajah cerah, sepasang lekuk
bertengger di pipinya yang montok. Membuat setiap orang
ingin menyentuhnya. Kulitnya kuning langsat, rambutnya
hitam berombak dan digelung ke belakang meniru kan ram but
ayahandanya.
Raden Tetep kemudian merosot turun dari gendongan
Gajah Mada lalu memanjat badan Rakryan Nala yang jauh
lebih tinggi dan naik ke atas pundaknya.
”Pamanda Nala, ke sana!” kata Raden Tetep ketika su dah
berada di atas pundak Rakryan Nala. Jari mungilnya menunjuk
ke arah pohon manggis yang tum buh di halaman Istana
Majapahit yang luas itu. Rakryan Nala segera berjalan menuju
ke arah pohon manggis yang ditun juk oleh Raden Tetep.
Di halaman istana itu, di tengah-tengahnya terdapat sebuah
kolam yang cukup luas, berisi tanaman air berupa kapu-kapu,
ganggang, dan teratai yang berbunga berwarna-warni. Teratai
itu berwarna merah, putih, dan kuning. Beberapa ekor angsa
berenang kian kemari di kolam itu. Sambil menyelam mereka
mengejar ikan air tawar yang bisa menjadi makanannya.
Di tepi kolam itu terdapat sebuah pondok terbuka tempat
Sri Ratu dan anggota keluarga kerajaan lainnya bercengkrama
pada pagi atau sore harinya.
Di halaman Istana Wilwatikta yang luas itu dita nami
berbagai jenis pohon buah-buahan seperti pohon maja,
mangga, manggis, pisang, kelapa, tebu, delima, langsat, sawo,
30