Page 37 - Gajah Mada M.Surya Gemilang
P. 37
http://pustaka-indo.blogspot.com
meluncur turun dari pohon manggis itu dan berlari ke dalam
Istana Majapahit dan menubruk rangkulan ibundanya.
Sri Ratu segera memeluk putra terkasihnya itu, lalu
mengelus-elus rambutnya.
”Kenapa kau berlari-lari, Ngger?”
”Aku melempari Pamanda Mada dan Pamanda Nala dengan
buah manggis,” kata Raden Tetep, sambil masih tertawa ceki-
kikan dengan suara kanak-kanaknya. Sri Ratu hanya bisa
mengge leng-gelengkan kepalanya.
”Jadi kau memanjat pohon manggis itu lagi, Ngger?”
”Iya Kanjeng Ibu. Tetep naik dari atas gendongan Pamanda
Nala ke atas pohon manggis. Buahnya aku pakai menimpuk
Pamanda Mada dan Pamanda Nala,” kata si kecil.
”Angger tidak boleh nakal ya!” ujar Sri Ratu. Sang anak
tertawa, lalu berlari-lari lagi ke halaman belakang, kemudian
meng hilang.
Sri Ratu segera memerintahkan seorang abdi dalem untuk
mengikuti langkah Raden Tetep ke halaman belakang. Sri
Ratu khawatir putranya itu berbuat sesuatu yang aneh-aneh
lagi, yang justru bisa membahayakan dirinya.
Sri Ratu dan Sri Kertawardhana kemudian menerima
Gajah Mada dan Rakryan Nala di ruangan khusus yang dise-
dia kan bagi petinggi kerajaan yang ingin tangkil.
34
”Marilah Kakang Mahapatih. Masuklah,” ujar Sri Ratu.
Gajah Mada dan Rakryan Nala segera memasuki ruangan
khusus itu sambil berjalan berjongkok, kemudian duduk
34 Bali: tangkil, menangkil: menghadap.
32