Page 38 - Gajah Mada M.Surya Gemilang
P. 38
http://pustaka-indo.blogspot.com
bersila di atas permadani tebal yang terhampar di depan dam-
par kencana.
Gajah Mada dan Rakryan Nala menangkupkan kedua
tangan di depan hidung mereka. Sambil menundukkan
kepalanya, mereka berucap.
”Hamba menyampaikan sembah pangabekti ke hadapan
duli kaki Paduka Tuanku Sri Ratu dan Tuanku Sri Kertawar-
dhana,” kata ke duanya, hampir bersamaan.
Sri Ratu yang menjawab sembah pangabekti itu. Sri Kerta-
war dhana hanya manggut-manggut.
”Sembah baktimu ingsun terima Kakangmas Mahapatih dan
Rakryan Nala. Adakah hal penting yang hendak kau sampaikan
kepada ingsun, sehingga di pagi hari yang cerah ini kalian sudah
menangkil?”
”Ampun Tuanku Sri Ratu. Hamba tangkil berdua dengan
Adi Rakryan Nala. Sebagai upaya untuk mewujudkan Sumpah
Amuk ti Palapa yang hamba canangkan ketika Tuanku melantik
menjadi mahapatih amangkubhumi. Hamba ingin menunjuk
Adi Rakryan Nala sebagai senapati amancanegara.”
”Apakah tugas yang harus dilaksanakan oleh Rakryan Nala
dengan jabatannya itu, Kakangmas Mahapatih?” tanya Sri
Ratu dengan sepenuh perhatian.
”Tugas yang hamba bebankan kepada Adi Rakryan Nala
adalah membangun dan memperbaiki bentuk armada kapal
Jung Kerajaan Majapahit, agar bisa menjadi kapal yang lincah
dan kuat. Selain itu, Rakryan Nala juga bertugas se bagai duta
33