Page 34 - Juknis PPG Pra Jabatan 2023
P. 34
C. Pengembangan Perangkat Pembelajaran
1. Deskripsi Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Mata kuliah pengembangan perangkat pembelajaran dimaksudkan
untuk menyiapkan perangkat sesuai mata pelajaran/bidang keahlian
mahasiswa untuk dilaksanakan pada salah satu pertemuan new model
peer teaching. Mata kuliah ini menfasilitasi mahasiswa untuk
mengembangkan perangkat pembelajaran hasil tahap pendalaman
materi keprofesian, pedagogik, dan bidang studi untuk menghasilkan
produk: 1) program tahunan, semester, dan silabus; 2) rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP); 3) bahan ajar, 4) media pembelajaran,
5) lembar kerja peserta didik (LKPD); dan 6) alat evaluasi pembelajaran.
Dalam pembelajaran pada pengembangan perangkat pembelajaran
mahasiswa juga mengkritisi kinerja pembelajaran mahasiswa lain yang
tampil dalam peerteaching. Hasilnya digunakan sebagai bahan
masukan untuk memperbaiki perangkat pembelajaran yang telah
dikembangkan.Selain itu dalam kegiatan pembelajaran ini mahasiswa
juga dapat mengkritisi video praktek pembelajaran yang telah
disediakan program studi PPG di masing-masing LPTK atau bisa
mahasiswa menelusuri di internet. Penetapan beban belajar
pengembangan perangkat pembelajaran sebesar 11 sks didasarkan
pada pertimbangan, yaitu: mengembangkan perangkat pembelajaran,
keberagaman aktivitas mahasiswa, dosen dan guru pamong, serta
intensitas waktu yang dibutuhkan dalam melaksanakan
pengembangan perangkat pembelajaran baik di sekolah maupun di
kampus.
Mata kuliah ini memiliki beban belajar 11 sks dengan kategori
seminar/lokakarya/workshop yang setara dengan 11 x 16 kali
pertemuan. Setiap sks terdiri atas 100 menit untuk proses belajar, 70
menit untuk kegiatan mandiri. Kegiatan ini dapat dilakukan secara
synchronous dan/atau asynchronous melalui LMS. Penetapan beban
belajar perancangan pembelajaran inovatif sebesar 11 sks didasarkan
pada pertimbangan: mengembangkan perangkat pembelajaran yang
akan digunakan untuk pembelajaran 1 (satu) semester pada salah satu
mata pelajaran dan sekurang-kurangnya 6 (enam) siklus pembelajaran,
variasi aktivitas dosen, guru pamong, dan mahasiswa, serta intensitas
waktu yang dibutuhkan dalam perancangan pembelajaran inovatif baik
di sekolah maupun di kampus.
Masing-masing LPTK diberikan keleluasaan dalam mengatur
jadwal lokakarya dengan tetap memperhatikan bobot dari beban belajar
sesuai pasal 19 ayat (2) Permendikbud Nomor 3 tahun 2020 tentang
Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Namun LPTK dapat melakukan
inovasi dan kreativitas dalam pelaksanaan lokakarya untuk

