Page 42 - LAYOUT_KUMPULAN_CERPEN_160222_Neat
P. 42
Dan rupanya kehadiran Ekky memang membawa
perubahan yang lebih baik. Di hari keempat di ICU, secara
mengejutkan, ibu membuka matanya dan menggerak-gerakkan
tangan kirinya. Kabar menggembirakan itu disampaikan
perawat kepada Evi yang siang hari itu berada di rumah sakit. Evi
segera mengabarkan kepada ketiga saudaranya dan bapaknya.
Beberapa saat kemudian mereka semua sudah berada di rumah
sakit. Sesuai prosedur, hanya satu orang pengunjung yang boleh
masuk ke ICU. Oleh karena itu mereka bergantian untuk bisa
masuk menemui ibu. Giliran pertama adalah bapaknya. Setelah
beberapa saat, bapaknya keluar, ada air mata keluar membasahi
pipi. Dia peluk semua anaknya. “Alhamdulillah, Ibu sudah sadar.”
“Alhamdulillah!” semua berseru.
“Ekky, kamu masuklah,” kata Erfian. “Tapi Mas, Mas Ian
aja...” kata Ekky. “Sudah, ndak apa. Kamu aja yang masuk dulu.”
Oleh karena Erfian bersikeras, maka Ekky pun masuk ke ruang
ICU setelah bapak.
Di dalam ruang ICU, dia melihat ibu masih terbaring di
atas tempat tidur. Ibu membuka matanya dan tersenyum senang
ketika melihat Ekky berjalan ke arahnya. Ekky mencium tangan
kiri ibu. Ibu memegang tangan Ekky kuat-kuat, seolah tidak mau
ditinggalkan. “Ibu,” kata Ekky. Bibir ibu tampak bergerak-gerak
namun suara yang keluar tidak jelas karena masih tertutup oleh
masker oksigen. “Sabar ya Ibu. Ekky yakin sebentar lagi pasti ini
semua akan dilepas, dan Ibu boleh pulang lagi kembali ke rumah.”
30 Kumpulan Cerpen “Aku dan BPK”