Page 4 - hukum hess_Neat
P. 4
Hukum Hess dikemukakan oleh seorang ahli kimia
berkebangsaan Swiss Germain Henry Hess (1802 - 1805), yang
didasarkan pada fakta bahwa entalpi adalah fungsi keadaan. Artinya,
perubahan panas atau kalor dari suatu reaksi hanya bergantung pada
keadaan awal dan keadaan akhir dari reaksi tersebut. Hukum ini
sangat berguna karena kenyataannya tidak semua reaksi dapat
ditentukan kalor reaksinya secara eksperimen. Menurut Hukum Hess,
Kalor reaksi yang dibebaskan atau diperlukan pada suatu reaksi tidak bergantung pada
jalannya reaksi, tetapi hanya bergantung pada keadaan awal dan akhir reaksi.
Hukum Hess ini dapat juga dituliskan sebagai berikut:
Perubahan entalpi suatu reaksi tetap sama, baik berlangsung dalam satu tahap maupun
beberapa tahap.
Untuk memahami penentuan ΔH reaksi dengan Hukum Hess
perhatikan contoh berikut ini:
Contoh : reaksi pembentukan SO 3 (g) yang berlangsung dua cara
berikut:
a. Pembentukan SO melalui satu tahap reaksi.
3
3
S + O 2 (g) → SO 3 (g) ΔH = −396 kJ
(s)
2
b. Pembentukan SO melalui tahap reaksi.
3
Reaksi (1) : S + O 2 (g) → SO 2 (g) ΔH = −297 kJ
(s)
1
Reaksi (2) : SO 2 (g) + O 2 (g) → SO 3 (g) ΔH = −99 kJ
2