Page 7 - Ebook.RJ
P. 7
c. Koloid
Istilah koloid pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Graham (1861) berdasarkan
pengamatannya terhadap gelatin yang merupakan kristal tetapi sukar mengalami difusi,
padahal umumnya kristal mudah mengalami difusi. Koloid berasal dari kata “kolia”,
yang artinya “lem”. Campuran fase terdispersi dengan medium pendispersi
dalam koloid tampak homogen. Namun sesungguhnya, dispersi koloid
merupakan campuran heterogen. Hal ini akan tampak dengan jelas saat
dispersi koloid diamati menggunakan mikroskop ultra. Contoh dispersi koloid
yaitu agar-agar. Partikel fase terdispersi dalam koloid berukuran antara 10~7-
10~5 cm sehingga fase terdispersi dapat larut dalam medium pendispersi dan
tampak homogen.
Contoh:
Sabun, susu, jelli, mentega, selai, santan, dan mayonase.
Tabel 7.1
Perbandingan Sifat Sistem Dispersi Suspensi, Koloid, dan Larutan.
Perbedaan Suspensi Koloid Larutan
Ukuran partikel > 100 nm 1 – 100 nm < 1 nm
Penampilan fisis Keruh. Keruh, Jernih
Ada endapan
Tanpa endapan
Jumlah fasa Dua fasa Dua fasa Satu fasa
Kestabilan (jika Mudah terpisah Sukar terpisah (relatif Tidak terpisah
didiamkan). (mengendap) stabil) (stabil)
Cara pemisahan Filtrasi (disaring) Tidak bisa disaring Tidak bisa
disaring.
Table 7.2
Jenis-jenis koloid
Fase Medium Nama jenis
terdispersi pendispersi koloid Contoh
Padat Sol padat Gelas berwarna, mutiara
Cair Padat Emulsi padat Keju, mentega
Gas Busa padat Batu apung, karet busa, kerupuk.
Padat Sol, gel Cat, jelli, sol belerang, sol emas, tinta.
Cair Cair Emulsi Susu, mayonase, santan
Gas Busa Buih sabun, krim kocok
Padat Aerosol padat Asap, debu di udara
Gas
Cair Aerosol cair Awan, kabut.
3