Page 12 - Ebook.RJ
P. 12

4.  Koagulasi

                     Penetralan muatan koloid menyebabkan terjadinya penggumpalan partikel-
                     partikel koloid menjadi suatu agregat sangat besar akibat gaya kohesi antar
                     partikel koloid. Proses pembentukan agregat partikel-partikel koloid hingga
                     mencapai ukuran partikel suspensi kasar dinamakan koagulasi atau
                     penggumpalan dispersi koloid. Koagulasi dapat terjadi secara kebetulan atau
                     disengaja. Biasanya koagulasi koloid dengan sengaja dilakukan dengan tujuan
                     untuk menghilangkan koloid yang berbahaya/ tidak diinginkan keberadaannya
                     Peristiwa koagulasi pada koloid dapat diakibatkan oleh peristiwa mekanis atau
                 peristiwa kimia.
                 •   Peristiwa mekanis
                     Misalnya pemanasan atau pendinginan.
                     Contoh:

                     –   Darah merupakan  sol  butir-butir  darah  merah  dalam  plasma  darah,  bila
                         dipanaskan akan menggumpal.
                     –   Agar-agar akan menggumpal bila didinginkan.
                 •   Peristiwa kimia
                     Di atas telah disebutkan bahwa koloid dapat distabilkan oleh muatannya. Apabila
                     muatannya ini dilucuti maka akan terjadi penggumpalan, yaitu dengan cara :
                     –   Menambahkan  elektrolit  ke  dalam  sistem  koloid  tersebut.  Koloid  yang
                         bermuatan negatif akan menarik ion positif (kation), sedangkan koloid yang
                         bermuatan positif akan menarik ion negatif (anion). Ion-ion tersebut akan
                         membentuk selubung lapisan ke dua. Apabila selubung lapisan kedua ini terlalu
                         dekat maka selubung ini akan menetralkan muatan koloid sehingga terjadi
                         koagulasi. Makin besar muatan ion makin kuat daya menariknya dengan
                         partikel koloid, sehingga makin cepat terjadi koagulasi.
                     –   Dengan sel elektroforesis. Apabila arus listrik dialirkan cukup lama ke dalam
                         sel elektroforesis, maka partikel koloid akan digumpalkan ketika mencapai
                         elektrode.  Koloid yang  bermuatan  negative  akan  digumpalkan  di  anode,
                         sedangkan koloid bermuatan positif digumpalkan di katode.
                     Salah satu contoh aplikasi koagulasi dalam kehidupan sehari-hari adalah
                     pembentukan delta di muara sungai , terjadi karena koloid tanah liat (lempung)
                     dalam air sungai mengalami koagulasi ketika bercampur dengan elektrolit dalam
                     air laut.
                 a.  Kestabilan koloid
                     Kestabilan koloid bisa rusak karena terjadinya koagulasi ataupun adanya
                 partikel pengotor yang merusak kestabilan koloid. Untuk menjaga kestabilan koloid
                 dapat dilakukan cara-cara sebagai berikut :
                 1)  Menghilangkan muatan koloid
                     Koagulasi dapat dipecah dengan menghilangkan muatan dari koloid tersebut. Pada
                 pembuatan suatu koloid, sering terdapat ion-ion yang dapat mengganggu kestabilan
                 koloid tersebut. Proses penghilangan muatan koloid ini dilakukan dengan proses dialisis.
                     Dalam proses ini, sistem koloid dimasukkan ke dalam suatu kantong koloid (terbuat
                 dari selaput semipermeabel, yang dapat melewatkan partikel-partikel kecil, seperti ion


                                                                                               8
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17