Page 32 - KONSEP DAN FENOMENA KUANTUM SMA/MA KELAS XII
P. 32

C.      Radiasi Benda Hitam


           A. EFEK FOTOLISTRIK
                    Di depan kita sudah mempelajari bahwa cahaya berlaku sebagai
             partikel. Tenaga cahaya terkuantisasi seperti yang dikemukakan oleh
           1. Cahaya
             Einstein. Sekarang kita akan mempelajari gejala kuantisasi pada pancaran
                  Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa lepas dari cahaya.
             radiasibenda hitam.
           Cahaya matahari menjadi sumber utama kehidupan. Cahaya matahari
                    Secara eksperimen Josef Stefan pada tahun 1879 mendapatkan
           menyebakan siang hari menjadi terang. Cahaya matahari juga digunakan
             bahwa daya total
           untuk mengeringkan pakaian, hasil pertanian dan perikanan. Selain cahaya
                    yang dipancarkan benda hitam tiap satuan luas pada semua
           matahari kita juga ketahui cahaya berasal dari lilin. lampu pijar, lampu Daya
             frekuensi sebanding dengan pangkat empat suhu mutlaknya.
             setiap satuan luas dapat dinyatakan
           tabung (lampu TL), LED, laser dan lainnya. sebagai intensitas I dan untuk benda
             hitam bersuhu T mengikuti
                  Salah satu sifat cahaya yang sudah kita kenal adalah bahwa cahaya
           merambat lurus. Cahaya juga dapat dipantulkan. Berdasarkan gejala ini
                                                (4.1)
                           4
                   I =  T
           Newton menyatakan bahwa cahaya adalah partikel. Apakah pandangan ini
           dapat diterima?
                                                                     -8
                                                                            -2  -4
            dengan  : konstanta Stefan–Boltzmann = 5,67 10 W m K
                  Lintasan cahaya yang lurus teramati di suatu medium. Namun ketika
            Persamaan (4.1) dikenal sebagai hukum Stefan. Selain benda hitam,
           cahaya masuk ke medium yang lain, lintasannya akan berbelok tidak lagi
            persamaan (4.10) menjadi
           seperti arah semula. Saat memasuki medium yang berbeda cahaya
           dibiaskan. Demikian pula ketika cahaya melewati celah sempit yang
                                                (4.2)
                            4
                   I = e T
           seorde dengan panjang gelombangnya, cahaya tersebut akan mengalami
            dengan
           difraksi. Cahaya juga dapat berinterferensi, saling berpadu. Gejala difraksi
            e: emisivitas benda yang bernilai 0 < e < 1
           dan interferensi ini akan menghasilkan pola gelap terang. Apakah kita
           pernah membayangkan bagaimana mungkin cahaya yang berpadu
            Dari persamaan (4.2), kita dapat memperoleh daya total P yang
           menjadikan suatu tempat gelap. Kalau kita menggunakan teori Newton
            dipancarkan oleh benda seluas A pada suhu T adalah
           bahwa cahaya adalah partkel, maka kita akan berpandangan bahwa
           perpaduan cahaya akan menyebabkan suatu tempat menjadi lebih terang.
                              4
                                                (4.3)
                   P= e A T
           Gejala ini memang jadi membingungkan kita. Karena gejala semacam ini,
           Huygen menyampaikan pendapatnya tentang cahaya yang
            Bagaimana dengan panjang gelombang dari radiasi yang dipancarkan benda
            hitam? Setiap benda yang bersuhu tertentu akan memancarkan radiasi
            dengan distribusiyang khas seperti pada gambar 4.1 di bawah.



            Seperti terlihat pada gambar 4.1. intensitas radiasi bernilai maksimum
            pada panjang gelombang tertentu yang disebut max. Hasil eksperimen
            menunjukkan bahwa           terjadi   pergeseran max.       Semakin      tinggi   suhu

            bendanya, max semakin pendek. Hal ini mengikuti hukum pergeseran Wien
            dalam persamaan


                                    -3          (4.3)
                    max T = 2,898 ×10 m K
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37