Page 29 - MAJALAH TUNAS 1-2020
P. 29
Acara pisah sambut pejabat di
lingkungan Ditjen GTK pun digelar secara
terbatas pada 10 Juni 2020. Kegiatan
dilaksanakan menggunakan protokol
kesehatan yang ketat, di antaranya,
wajib menggunakan masker, face shield,
jaga jarak, pengukuran suhu tubuh, dan
penerapan 50% kapasitas ruangan.
Seluruh pejabat hadir, yakni Dirjen
GTK Iwan Syahril, Sekretaris Ditjen GTK
Nunuk Suryani, Direktur GTK Dikdas
Rachmadi Widdiharto, Direktur GTK
Dikmendiksus Praptono, Direktur P3GTK
Santi Ambarrukmi, serta Plt. Direktur GTK
PAUD Abdoelllah. Selain itu hadir juga
Supriano (Dirjen GTK periode 2018-2020)
dan M.Q. Wisnu Aji (Sesditjen GTK periode
2017-2020), serta sejumlah pegawai Ditjen GTK. Dirjen Guru dan Tenaga dan Kependidikan (GTK) Iwan Syahril berpose bersama
Seditjen GTK Nunuk Suryani dan M.Q. Wisnu Aji, mantan Sesditjen GTK.
MENJADI JEMBATAN BUKAN TEMBOK
depan. Peliharalah harapan sekecil apa pun,” kata Dirjen
Pak Dirjen GTK dalam sambutannya membagikan pesan
Iwan yang sebelumnya menjabat Staf Khusus Mendikbud
filosofis. “Bangunlah jembatan, bukan tembok. Jembatan
bidang Pembelajaran.
untuk berinteraksi, berkomunikasi dan berkolaborasi. Saling
memahami aspirasi. Berdirilah kita di atas kepentingan Dirjen Iwan berharap seluruh jajaran Ditjen GTK mampu
bangsa dan negara, bukan di atas kepentingan pribadi atau memikul setidaknya dua tanggung jawab besar. Pertama,
golongan,” katanya. “Jembatan untuk jemput pengetahuan tanggung jawab untuk diri sendiri, yakni berkemauan
yang sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kita belajar dan berubah menjawab kodrat zaman. Kedua,
adalah pewaris nenek moyang leluhur pendiri Republik. tanggung jawab untuk satu sama lain, membantu dan
Pemimpi dan pejuang untuk gapai cita-cita bersama yaitu berbagi kemampuan dan keahlian, menjadi teman belajar
Indonesia merdeka lahir dan batin.” bagi yang lain.
Dirjen GTK menggagas perlunya revolusi, yakni revolusi “Tujuan kita adalah bantu belajar anak-anak kita di
belajar, revolusi cara pikir yang mensyaratkan kita untuk mana saja. Maka belajarlah, berbagilah. Bantu yang lainnya,
menjawab panggilan kodrat zaman kita. Tujuan revolusi semua dari kita memikul tanggung jawab ini. Apa yang
belajar adalah melayani. Melayani anak-anak generasi terbaik untuk anak didik kita, lakukanlah. Jangan tunggu
penerus bangsa, para pemimpin masa depan negeri ini, perintah, instruksi atau aba-aba, ambil langkah pertama,
bukan lagi untuk generasi masa kini. Di generasi masa teruskan dengan langkah kedua, dan seterusnya. Kita
depan inilah, Iwan berharap dapat menitipkan segala asa melangkah bersama-sama dari mana pun kita berada. Bahu
dan harapan. Semua dipersyaratkan untuk bekerja keras, membahu untuk maju bersama-sama,” ujarnya.
mempersiapkan lahirnya generasi ini. Kerja keras tanpa Seluruh jajaran diharapkan mampu menjadi jembatan
pamrih, ikhlas dan produktif. untuk membantu orang lain, menyeberangkan, meneruskan
“Marilah kita berlomba-lomba menjadi jembatan. Besar, impian, yakni impian bangsa menjadi negara yang
kecil tak masalah. Jadilah penghubung antara kegelapan terhormat, bermartabat, sejahtera lahir dan batin.
dan terang benderang. Antara generasi saat ini dan masa
29
EDISI 1 | TAHUN I | JULI 2020