Page 16 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 16

kalangan. Namaku Teweraut juga sebagai novel yang dikategorikan sebuah roman

                        antropologi dari tanah Papua dengan mengangkat kisah kehidupan manusia dan
                        kebudayaannya  dalam  ruang  lingkup  rimba  rawa  Asmat.  Novel  ini  menerima

                        penghargaan dari Yayasan Buku Utama pada tahun 2000 sebagai buku fiksi terbaik

                        (https://wwww.neliti.com/id/publication/373526/citra-).  Novel  ini  mendapatkan
                        pula  penghargaan  dari  team  penilai  naskah  yayasan  Adikarya  IKAPI  dengan

                        menyatakannya  sebagai  novel  antropologis  berlatar  budaya  Papua  yang  sangat
                        istimewa (http://ensiklopedia.kemdikbud.go.id/sastra/artikel/Namaku_Teweraut).

                             Novel  Namaku  Teweraut  memiliki  ketebalan  isi  298  halaman.  Deskripsi

                        sampul pada bagian depan novelnya berupa gambar foto perempuan Asmat yang
                        tengah duduk di bahu laki-laki Asmat. Perempuan tersebut berpenampilan dengan

                        mengenakan cawat dan bertelanjang dada. Pada lehernya dihiasi beragam kalung
                        aksesories  cirikhas  suku  Asmat.  Tangan  kanan  perempuan  tersebut  tengah

                        memegang  cangkul  yang  disangkurkan  ke  bahunya,  sementara  tangan  kirinya
                        berpegang pada kepala laki-laki yang mengusung badannya.

                             Novel  Namaku  Teweraut  terwujud  dari  hasil  gagasan  dan  pengamatan

                        pengarangnnya melalui survey ke pedalaman Asmat, Papua. Tak heran jika novel
                        ini mendapat penghargaan dan penilaian yayasan Adikarya IKAPI sebagai sebuah

                        novel yang sangat istimewa yang mengisahkan tentang romantika kehidupan tokoh
                        perempuan  bernama  Teweraut  dengan  segala  sepak  terjangnya  untuk  menjadi

                        perempuan Asmat bepikiran maju. Dengan segala pemikiran, harapan, dan cita-

                        citanya  memperjuangkan  pendidikan  yang  layak  bagi  mayarakat  Asmat.
                        Memperjuangkan perempuan Asmat dari belenggu patriarki yang merugikan.

                             Sebagai  pengarang  novel  ini,  Ani  adalah  seorang  otodidak  yang  gemar
                        membaca  apapun.  Selain  menekuni  dunia  fotografi,  Ani  juga  memiliki  hoby

                        bertualang  ke  berbagai  tempat  di  dunia,  termasuk  ke  daerah  pedalaman  seperti

                        Papua,  Irian  Jaya.  Dirinya  aktif  bergerak  dalam  Yayasan  Kemajuan  dan
                        Pengembangan  Asmat  dan  mencermati  perkembangan  pendidikan  masyarakat

                        Asmat mulai dari Tk hingga SMA sejak tahun 1986. Sekaitan aktivitasnya itu, Ani
                        Sekarningsih  atas  novelnya  ini  mendapat  penghargaan  “Anugrah  Citra  Kartini







                                                                                                     10
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21