Page 105 - Neurosains Spiritual Hubungan Manusia, Alam dan Tuhan
P. 105

apa yang Anda miliki, tetapi lebih pada apakah permintaan bantuan
            cocok de ngan cara Anda memandang diri sendiri.  Ketika beramal
                                                        174
            orang-orang kelas atas dengan sumber daya yang melimpah cen  derung
            mengembangkan kognisi sosial  solipsistik—yaitu, fokus pada diri
            sendiri (internal). Sementara itu, mereka yang memiliki sumber daya
            rendah atau kurang (misalnya, orang miskin dan kelas sosial rendah)
            cenderung mengembangkan perilaku kontekstualis—yaitu fokus pada
            kekuatan sosial di luar dirinya (eksternal).  Sepertinya kedua peneliti
                                                175
            ini ingin mengatakan bahwa ketika Anda yang kaya membantu orang
            lain itu karena Anda bermaksud menaikkan citra diri (ini tak selalu
            bermakna negatif) atau mendapatkan sesuatu yang berpusat pada diri
            (mencapai tujuan-tujuan pribadi yang juga tidak selalu buruk). Anda
            tidak terlalu peduli dengan pengembangan komunitas, misalnya, se-
            dangkan Anda yang berasal dari kelas sosial rendah membantu orang
            karena ingin membangun suatu hubungan yang bersifat kolektif (mes-
            ki belum tentu ini baik juga) karena boleh jadi Anda juga sedang mem-
            bangun ‘investasi’ kolektif yang berguna jika suatu waktu nanti Anda
            mengalami kesulitan.
                Fakta menarik ditemukan dari riset Sisco dan Weber (2019) yang
            mempelajari donasi lembaga donor GoFundMe. Mereka menemukan
            bahwa 1) Pemberi sumbangan paling banyak dimotivasi oleh keingin-
            an membantu meringankan beban orang lain dibandingkan, misal  nya,
            oleh dorongan menebus  rasa bersalah atau mengharapkan  balasan,
            2) sumbangan rata-rata $29,27 lebih besar ketika pemberi dan pene-
            rima memiliki nama keluarga yang sama. Nilai ini bermakna secara
            statistik, 3) secara statistik tidaklah bermakna (tidak benar) pendapat
            yang menyatakan bahwa penerima laki-laki akan menerima lebih se-
            dikit sumbangan (dibandingkan penerima perempuan) jika donornya
            lelaki, 4) laki laki memberi lebih banyak ketika lebih banyak perem-
            puan yang tampak, 5) dibandingkan perempuan, laki-laki dipengaruhi  Buku ini tidak diperjualbelikan.


            174  A. V. Whillans dan E. W. Dunn, “Both Selfishness and Selflessness Start with the
              Self: How Wealth Shapes Responses to Charitable Appeals,” 70, (2017): 242–250
            175  M. W Kraus dkk., “Social Class, Solipsism, and Contextualism: How the Rich Are
              Different from the Poor,” Psychol Rev 119, no. 3 (2012): 546–72. Doi: 10.1037/
              a0028756


            86    Neurosains Spiritual: Hubungan ...
   100   101   102   103   104   105   106   107   108   109   110